RADAR JOGJA – Rekayasa jalan Selasa Wage yang digelar kembali esok (14/1) tetap berlangsung seperti biasanya. Mulai pukul 09.00 hingga 21.00 kawasan Malioboro tertutup untuk kendaraan bermotor. Hanya ambulance, Trans Jogja dan mobil dinas pemerintah yang bisa melintas.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jogja Agus Arif Nugroho menuturkan manajemen lalu lintas Selasa Wage kian rapi. Terbukti sudah terciptanya alur kebiasaan dalam mencari rute. Pengunjung pun sudah mengetahui titik parkir sehingga bisa menghindari titik kepadatan.
”Tak ada perubahan, manajemen lalu lintas besok tetap sama. Semakin lama semakin tertata, karena budayanya sudah terbentuk. Pengunjung tidak memaksakan diri untuk parkir di kawasan dekat Malioboro,” katanya, ditemui Senin (13/1).
Di satu sisi Agus tak menampik pelaksanaan Selasa Wage tak selamanya lancar. Catatan utama semi pedestrian ini adalah sejumlah jalan sirip. Pada jam-jam tertentu terjadi penumpukan kendaraan. Hanya saja tidak sepenuhnya pengunjung Malioboro.
Peningkatan volume terjadi pada jam-jam tertentu. Khususnya waktu sibuk di pagi hari, tengah hari dan sore hari. Selain tujuan Malioboro, waktu tersebut adalah jam pulang dan berangkat aktivitas para warga. Salah satunya ruas jalan selatan Stasiun Tugu hingga simpangtiga Pasar Kembang.
“Kadang juga bersamaan dengan jam keluarnya penumpang kereta. Pejemput kadang berhenti di garis biku. Ini yang membuat arus kendaraan tersendat,” ujarnya.
Dishub Kota Jogja telah menyiapkan rencana khusus. Berupa penggeseran pembatas jalan ke sisi utara. Alhasil ruas jalan sisi selatan mendapatkan porsi satu setengah ruas jalan. Sementara untuk ruas sisi utara hanya bisa dilalui satu kendaraan jenis roda empat dan bus Trans Jogja.
Di sisi lain manajemen lalu lintas ini memiliki dampak lain. Selain memberikan porsi besar ruas jalan sisi selatan juga kepada penjemput penumpang Stasiun Tugu. Mau tak mau pemilik kendaraan tidak bisa berhenti lama di ruas jalan utara.
“Sebenarnya untuk memperlancar flow semi pedistrian Selasa Wage. Tapi ternyata juga bisa menertibkan kendaraan yang berhenti di selatan Tugu,” katanya.
Langkah lain manajemen lalu linas adalah penambahan durasi traffic light. Agus menuturkan ada rekayasa durasi tergantung tingkat kemacetan. Tujuannya untuk mengurai kepadatan kendaraan dari berbagai sisi.
”Ada yang terpantau melalui ATCS (Air Traffic Control System. Ada pula yang manual dengan penjagaan petugas di lapangan. Evaluatif, kalau padat ya direkayasa agar lancar,” katanya. (dwi/tif)