RADAR JOGJA – Hasil uji laboratorium Litbangkes Kementerian Kesehatan terhadap balita asal Shanghai, Tiongkok telah keluar. Berdasarkan uji medis balita berusia tiga tahun tersebut negatif dari novel corona virus (NCOV). Hasil ini menguatkan diagnose RSUP Sardjito sebelumnya.
Kasubag Hukum dan Humas RSUP Sardjito Banu Hermawan membenarkan terbitnya hasil uji laboratorium tersebut. Dengan terbitnya hasil uji laboratorium turut menegaskan kondisi terbaru. RSUP Sardjito maupun Jogjakarta masih nihil dari suspect NCOV.
“Jogjakarta aman, Sardjito aman jangan khawatir tentang adanya isu mengenai wabah Corona virus. Seluruh komponen di rumah sakit ini telah siap menangani corona,” jelasnya ditemui di Gedung Diklat RSUP Sardjito, Kamis (30/1).
Terkait penanganan, pasien dan keluarga kooperatif. Seluruh prosedur pemeriksaan kesehatan diikuti secara runut. Termasuk saat balita tersebut harus menginap di ruang isolasi. Hingga akhirnya dinyatakan terbebas dari NCOV.
“Pagi ini pukul 09.30 pasien sudah pulang. Keluarganya sangat terbuka dan menerima semua edukasi yang kami berikan. Kondisinya sudah jauh membaik sebelum datang kesini. Saat pertama masuk, balita mengalami sakit demam, pilek dan batuk,” ujarnya.
Dokter Spesialis Pulmonologi Anak RSUP Sardjito Amalia menuturkan, sampel uji laboratorium dikirim usai kedatangan pasien, Selasa sore (28/1). Uji laboratorium terhadap sampel dilakukan setibanya di Litbang Kemenkes di Jakarta, Rabu pagi (29/1).
Hasil dari uji laboratorium tersebut resmi keluar pukul 21.30. Berdasarkan uji laboratorium, tidak ada NCOV dalam tubuh balita. Secara klinis, hasil pemeriksaan hanya menunjukan gejala demam, batuk dan pilek biasa.
“Menunjukkan semua siap dari kesiapan dan kecepatan penanganan. Kalau secara klinis gejala (NCOV) memang tidak ada. Paru-paru balita itu bersih, sakitnya hanya batuk pilek biasa,” katanya.
Dokter Spesialis Paru Konsultan RSUP Sardjito Ika Trisnawati menuturkan, Sardjito sempat menangani tiga kasus. Selain pasien usia balita adapula dua pasien usia dewasa. Hanya, ketiganya dipastikan negatif NCOV.
Walau begitu penanganan pasien tetap mengedepankan kewaspadaan. Itulah mengapa pasien sempat dirawat di ruang isolasi. Salah satu pertimbangan karena ketiga pasien berasal dari Tiongkok atau sempat berkunjung ke Tiongkok.
“Tapi kami tetap meminta pasien memantau kesehatannya. Apabila ada pemberatan gejala seperti sesak nafas atau demam bisa kembali ke rumah sakit untuk periksa,” ujarnya.
Ika memastikan seluruh pasien masih dalam kategori pemantauan. Artinya seluruh pasien tidak terbukti NCOV. Kondisi ini berlaku secara umum untuk Jogjakarta. Hingga saat ini Jogjakarta tidak ada pasien yang terjangkit NCOV.
“Masih dalam kategori pemantauan. Setingkat diatasnya adalah pengawasan. Dalam tahapan ini pasien dipastikan terinfeksi. Dikuatkan dengan adanya pneumonia atau infeksi paru-paru,” jelasnya. (dwi/ila)