RADAR JOGJA beberapa tahun belakangan museum di Bantul mulai surut pengunjung. Imbasnya, Museum Batik Solo Jogja Ciptowening, di Imogiri, Bantul yang telah membaktikan diri selama 14 tahun lamanya pun gulung tikar. Padahal, museum yang sempat dibuka oleh Gubernur DIJ Hamengku Buwono X itu menyimpan ratusan batik kuno.

Museum lainnya yang mulai surut pengunjung adalah Museum Wayang Kekayon. Museum yang terletak Jalan Wonosari hanya mampu menggaet tiga pengunjung dalam seminggu. “Dua minggu yang lalu cuma satu orang,” kata Hadi Suinarno, selaku Koordinator Pelaksana Museum Kekayon.

Hadi tidak mengerti alasan museumnya sepi. Padahal, berbagai upaya sudah dilakukan. Termasuk melakukan promosi melalui sosial media. “Ramainya ketika pendopo dipakai untuk pernikahan,” jelas Hadi.

Menanggapi hal itu, Ketua Forum Komunikasi Museum Bantul (FKMB) Gatot Nugroho menjelaskan, museum akan hidup jika pengelola dapat menghidupkan museum. Dibutuhkan kreativitas untuk dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap pengunjung.

“Jadilah tuan rumah yang dapat menerima tamu dengan ramah, dengan senyum, kemudian mengedukasi apa yang dipamerkan,” lanjut Gatot.

Ketika pengunjung dapat meresapi perjalannya di museum, mereka telah terperangkap. Selanjutnya, pengunjung akan menjadi media promosi. Akan lebih baik, jika kesan baik didapatkan oleh agen perjalanan. “Kalau mendapat kesan positif akan mendatangkan pengunjung yang bergilir,” jelas Gatot.

Dalam upaya memperkenalkan dan melestarikan museum, Dinas Kebudayaan (Disbud) Bantul tengah melaksanakan program Sobo Deso. Program itu salah satunya mempromosikan seni di Bantul.

Kabid Sejarah, Bahasa, Sastra dan Permuseuman Disbud Bantul Dahroni menyebut di Bantul terdapat sekitar 18 museum. Disbud, telah menginformasikan tentang museum kepada masyarakat. “Untuk memperkenalkan kebudayaan dan masa lalunya siswa kami ajak kunjung museum,” ujarnya.

Ketua Badan Musyawarah Museum (Barahmus) DIJ Ki Bambang Widodo menyebutkan, keberadaan duta museum yang diwadahi oleh Barahmus, diharapkan mampu mempromosikan ke berbagai kalangan. Apalagi, duta museum berasal Kekayon meraih juara pertama. ”Itu menjadi andalan, bagaimana dapat meramaikan museum,” sebutnya. (cr2/bah)