RADAR JOGJA – Sejumlah wilayah di Gunungkidul kini rentan longsor dan banjir genangan. Muncul dugaan, fenomena alam tersebut sebagai dampak dari terus meluasnya lahan kritis.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul, Aris Suryanto mengatakan, berdasarkan kajian 1.544,63 hektar lahan dalam kondisi kritis. Hutan mulai gundul akibat penebangan, hingga penambangan ilegal mengabaikan reklamasi.
“Tidak peduli lahan rusak habis ditambang. Berdasarkan data kajian, sebagian besar kerusakan pemicunya penambangan tak berizin,” kata Aris Jumat (21/2).
Mantan Pejabat Pengelola Informasi Daerah (PPID) RSUD Wonosari itu menjelaskan, lahan kritis tersebar di Desa Ngalang, Hargomulyo, Mertelu, Sampang, Serut, Tegalrejo, Watugajah, Kecamatan Gedangsari, Desa Tancep, Jurangjero, Sabirejo, Kampung, Beji, Watusigar dan Kecamatan Ngawen. bahkan, hampir semua desa wilayah Kecamatan Semin, Sawahan, Tambakromo, Kenteng dan Kecamatan Ponjong juga mengalami kritis.
Idealnya, pasca kegiatan penambangan, dilakukan reklamasi. Dan itu menjadi tanggung jawab pelaku usaha. Kemudian tambang rakyat, menjadi tanggungan pemerintah. Namun persoalannya, DLH Kabupaten Gunungkidul tidak memiliki anggaran. “Penanganan lahan kritis melalui program penanaman kembali hutan dan lahan. Kami tidak punya kewenangan. Kewenangan ada di DLHK DIJ,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, berdasarkan informasi dari BMKG, Februari puncak musim hujan. Seiring dengan meningkatnya curah hujan, potensi bencana alam meningkat.
“Hujan Kamis (20/2) malam mengakibatkan empat kejadian. Salah satunya longsoran batu besar memutus akses jalan perbatasan Desa Tegalrejo-Desa Watugajah, Kecamatan Gedangsari,” kata Edy Basuki.
Selain tanah longsor, hujan disertai angin kencang mengakibatkan pohon tumbang menimpa kandang di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari. Lalu di Gebang, Kemiri, Tanjungsari tembok pagar sekolah rusak dan pagar bumi rumah milik Suyitno, Desa Ngloro, Saptosari ambrol tergenang air. “Hingga siang ini (kemarin), petugas masih berupaya membuka akses jalan yang tertutup bongkahan batu besar,” ungkapnya.
Lebih jauh dikatakan, berdasarkan hasil pemetaan dari BPBD, ancaman longsor zona utara meliputi, wilayah Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong. Sedangkan ancaman banjir mengintai beberapa titik wilayah Mertelu, Gedangsari. “Untuk (ancaman) angin kencang merata di seluruh wilayah,” terangnya.
Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Gunungkidul Agus Wibowo Arifianto mengaku terus terus melakukan sosialisasi ke masyarakat dengan memperluas jaringan desa tangguh bencana. “Masyarat diberikan pemahaman melakukan antisipasi dan mengenali tanda-tanda terjadinya bencana alam,” kata Agus Wibowo Arifianto. (gun/bah)