RADAR JOGJA – Kakak Pembina Pramuka SMP N 1 Turi Isfan Yoppy Andrian berdalih arus sungai Sempor aman. Sehingga dia kekeuh menyelenggarakan kegiatan susur sungai di tempat itu. Padahal sejumlah warga Dusun Dukuh Donokerto Turi telah memberikan peringatan.
Benar saja, belum selesai susur sungai, datanglah air bah imbas kiriman air sungai dari hulu Gunung Merapi, menghanyutkan ratusan siswa. Sementara itu Yoppy justru tidak berada di lokasi. Usai mengantar siswa, pria berusia 36 tahun ini justru meninggalkan para anak asuh pramukanya.
“Tidak saya tunda karena sebelum kejadian itu masih cerah. Jam 13.00 saya siapkan anak-anak lalu jam 13.30 berangkat ke lokasi, itu belum hujan. Cek (aliran) sungai di atas sisi utara tidak deras. Kemudian saya kembali ke titik awal susur sungai,” jelasnya, ditemui di Lobi Mapolres Sleman, Selasa (25/2).
Pria yang kesehariannya berstatus guru olahraga SMPN 1 Turi ini meyakini saat itu tidak ada masalah dengan arus sungai.
“Tidak masalah airnya. Di situ (lokasi susur sungai Sempor) juga ada teman yang biasa ngurusi susur sungai. Sehingga saya yakin saja tidak terjadi apa-apa. Saat itu anak-anak susur sungainya di pinggir dan ketinggian air hanya selutut,” katanya.
Yoppy turut bercerita tentang manfaat susur sungai dalam giat Pramuka. Bagi anak, kegiatan ini mampu melatih karakter dan belajar mengenal alam. Dia berdalih anak era sekarang sudah jarang berinteraksi dengan alam.
Dia berharap, susur sungai memberi pengetahuan yang baru. Selain itu juga mampu mengenalkan keragaman ekosistem sungai. Dipilihnya Sungai Sempor karena berdekatan dengan sekolah dan dianggap aman untuk kegiatan susur sungai.
“Anak sekarang jarang yang main di sungai atau menyusuri sungai. Sehingga kegiatan ini juga untuk mengenalkan ini lho sungai,” ujarnya.
Kini pria kelahiran 19 April 1983 ini harus seluruh proses penyidikan hingga putusan persidangan. Walau begitu dia mengaku menyesal tetap melepas para siswa mengikuti susur sungai.
“Mengucapkan permohonan maaf kepada instasi saya, orang tua korban terutama orangtua korban yang meninggal dunia. Karena atas kelalaian kami terjadi peristiwa ini. Sudah menjadi resiko kami dan semoga keluarg korban bisa memaafkan kesalahan kami,” harapnya. (dwi/tif)