RADAR JOGJA -Komisi III DPRD Kabupaten Kulonprogo meminta Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo memperbaiki terowongan saluran air di Pedukuhan Sambiroto, Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan yang ambles dan mengancam ribuan hektare tanamam padi milik warga.
“DPUPKP kami desak untuk segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) memperbaiki terowongan itu,” tegas Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo Nur Eny Rahayu, Rabu (26/2).
Dijelaskan, amblesnya terowongan saluran air di Dusun Sambiroto tersebut berpotensi mengancam 7.000 hektare tanaman padi milik warga. Jika dibiarkan bisa mengakibatkan puso atau gagal panen. Sebab kondisi terowongan saluran air yang ambles tersebut semakin parah dan pintu airnya ditutup. “Kalau dibiarkan bisa menyebabkan gagal panen karena sawa kekurangan air,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo, Yuli Yantoro menambahkan, saat ini ribuan hektare lahan pertanian di Kulonprogo tengah memasuki masa tanam (MT) I, material tanah yang menutup pintu air juga secepatnya harus dikeruk. Jika dilihat secara fisik, tanah ambles bisa dikeruk dengan alat berat. “Tanah bisa dikeruk terlebih dahulu, supaya air tetap bisa mengalir. Perbaikannya bisa menggunakan APBD Perubahan 2020,” katanya.
Anggota Komisi III DPRD Kulonprogo lainnya, Pancar Topodriyo mengungkapkan, amblesnya terowongan saluran air di Dusun Sambiroto, Desa Banyuroto tidak hanya mengaggu aliran irigasi untuk ribuan hektare sawah dan kemungkinan gagalnya panen. Namun juga menggangu akses jalan inspeksi untuk mengangkut hasil pertanian dan akses petani menuju ke sawah. “Kami sangat berharap pihak terkait (DPUPK dan BBSSO) segera mengambil langkah, mengenai kasus amblesnya gorong-gorong ini secepatnya,” ungkapnya. (tom/din)