RADAR JOGJA – Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul akan menambah satu alat pendeteksi gempa bumi tahun ini. Dengan tambahan tersebut kini ada lima perangkat akan memonitor terjadinya guncangan.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, peralatan yang ada merupakan bantuan dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), serta bantuan dari Jepang melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Titik pemasangan berada di kawasan sekitaran Polsek Panggang,” kata Edy Basuki, Minggu (1/3).

Sebelumnya, alat pendeteksi gempa telah terpasang di sejumlah titik. Selain di area kantor BPBD, juga dipasang di kawasan Hutan Wanagama, Kecamatan Gedangsari dan Balai Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus. “Alat ini berfungsi mengetahui titik dan kekuatan dari aktivitas kegempaan,” ujarnya.

Edy mensimulasikan cara kerja alat tersebut. Perangkat di Kantor BPBD terdiri dari dua komponen. Satu unit yang dipasang di halaman BPBD, tersambung dengan satu unit alat terdiri dari perangkat elektronik lengkap dengan monitor kecil terpasang di ruangan kerja kepala pelaksana BPBD.

“Semua saling terkoneksi dan datanya langsung terekam oleh BMKG, tapi kami juga bisa melihat berapa kekuatan gempa melalui monitor,” ucapnya.

Untuk antisipasi kebecanaan, BPBD Gunungkidul terus melakukan sosialisasi melalui program mitigasi bencana. Kini jaringan desa tangguh bencana diperluas. Upaya mitigasi sangat penting demi meminimalisir dampak gempa.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Heri Nugroho mengingatkan agar bantuan alat pencatat gempa dirawat dengan baik. Terlebih,  Bumi Handayani merupakan wilayah rawan bencana sehingga semua harus waspada.

“Tentu bantuan peralatan pencatat gempa harus dipegang oleh ahlinya. Jangan sampai dibiarkan rusak. Harus durawat dengan baik,” kata Heri Nugroho. (gun/bah)