RADAR JOGJA – Sebanyak 13 siswa SMPN 1 Turi masih perlu mendapatkan pendampingan berlanjut. Ke-13 siswa ini adalah para korban yang terseret arus dan sempat mendapatkan perawatan inap.
Koordinator Pelaksana Posko Pendampingan Psikologi Oneng Nawaningrum menjelaskan, pihaknya akan tetap melakukan pendampingan home visit (kunjungan ke rumah) maupun di sekolah. Namun untuk 13 siswa yang terdeteksi sampai Sabtu (29/2), masih dilakukan pendalaman, apakah pendampingan akan dilakukan di sekolah atau di rumah.
Menurut Oneng, masih ada beberapa siswa yang memiliki gejala gangguan psikologi. Seperti susah tidur, serta asupan konsumsi siswa yang masih belum memenuhi kebutuhan harian. Oleh karena itu, siswa juga harus mendapatkan perhatian di rumah terkait kondisi anak agar tidak lagi lesu dan sedih.
“Jadi masih ada 3,4 persen dari 378 siswa sekolah yang masih memerlukan pendampingan untuk ditindaklanjuti, karena Senin sampai Sabtu belum masuk sekolah,” jelas Oneng kemarin (2/3).
Selain itu, pihaknya bekerjasama dengan bimbingan konseling (BK) SMPN 1 Turi untuk tetap mendampingi siswa. Nantinya akan tetap ada dua hingga tiga psikolog yang ikut mendampingi setiap harinya.
Sedangkan untuk prosedur tetap (protap) terkait kegiatan luar ruangan setelah adanya kecelakaan susur sungai, Plt Kepala Dinas Pendidikan Sleman Arif Haryoni mengaku, progres penyusunan protap telah mencapai 50 persen dan diperkirakan selesai sekitar seminggu lagi. Dalam penyusunan protap, pihaknya melibatkan berbagai pihak, mulai Dinas Pendidikan, Kwarcab Gugus Depan Pramuka Sleman, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman.
Arif menambahkan, tujuan adanya protap adalah untuk memberikan pedoman dalam kegiatan sekolah yang dilakukan di luar ruangan. “Pada intinya bagaimana kegiatan itu bisa berjalan, serta bagaimana kita tetap mengedepankan keselamatan peserta atau siswa,” jelas Arif.
Ia menambahkan, pengkajian yang sedang dibahas adalah terkait prosedur perencanaan, mekanisme, pendamping, hingga pihak yang harus diajak bekerjasama. Untuk kesulitan penyusunan sendiri, lantaran protap ini nantinya tidak hanya membahas mengenai kegiatan outdoor tingkat SMP, namun juga tingkat PAUD sampai dengan SD.
Jika protap sudah tersusun dan disahkan, diharapkan semua sekolah yang ada di Kabupaten Sleman memiliki pedoman baku mengenai kegiatan luar ruangan. “Harapannya agar menjadi pedoman bagi sekolah di dalam melaksanakan kegiatan kesiswaan di luar sekolah. Harus benar-benar ada perencanaan yang matang dan kehati-hatian,” kata Arif. (eno/laz)