RADAR JOGJA – Hujan mengguyur menyebabkan, sejumlah rumah terdampak longsor. Di Pedukuhan Ketos RT 4, Desa Sriharjo misalnya. Hujan yang mengguyur sejak Minggu sore (8/3) hingga Senin kemarin (9/3), menyebabkan dinding rumah Yunardi, 43 dan Mardiyah, 40 jebol. Tidak ada korban  saat kejadian tersebut.

Istri Yunardi, Mardiyah, 40, menceritakan longsor terjadi sejak Senin pagi. Sekitar pukul 02.30. Tiba-tiba terdengar gemuruh. Buru-buru dia dan Yunardi mencari sumber suara. “Ternyata dindingnya sudah jebol. Bebatuan masuk ke dalam rumah,” ungkap Mardiyah kepada Radar Jogja, kemarin (10/3).

Dikatakan, jebolnya dinding dikarenakan  talut di belakang rumahnya ambrol. Talut itu menyangga rumah milik Sadiman, yang letaknya lebih tinggi dari rumah Yunardi.

Yunardi menambahkan, hujan yang berkepanjangan, membuat konstruksi tanah menjadi mudah longsor. Longsor tersebut mengenai ruang tamu  berukuran 3,5 x 3 meter. Sedangkan luasan longsor sekitar 6 meter dengan ketinggian sekitar 2,5 meter. Total estimasi kerugian mencapai Rp 20 juta. “Yang jebol tak seberapa. Karena tembok  bagian atas itu melengkung. Akhirnya, tembok dirobohkan sekalian,” ucap Yunardi.

Adanya hujan semalam, memperparah jumlah material longsor yang masuk kedalam rumahnya. Dinding yang jebol menjadi celah aliran air hujan dan menggenangi lantai rumahnya. Saat ini longsoran tanah ditutup dengan terpal bantuan dari relawan.

“Antisipasinya pindah kamar. Karena berdekatan dengan ruang tamu,” tuturnya.

Sementara itu Sadiman, mengaku tidak menjumpai tanda-tanda rekahan tanah. Sebab, selama ini belum pernah terjadi kasus serupa. Kendati begitu dia juga meningkatkan kewaspadaannya. Sebab, jarak talut dan rumahnya hanya hitungan langkah kaki.  “Rasa takut ada. Ya tetap waspada saja,” ucapnya.

Sebelumnya, Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, Bantul berada diwilayah rawan bencana. Penduduk yang tinggal di wilayah tebing rawan longsor, seharusnya perlu direlokasi di tempat yang lebih aman. Kendati begitu, relokasi tidaklah mudah. Karena harus disesuaikan dengan tanah kas desa (TKD).  “Usulan di beberapa titik masih ada. Mari kita lihat TKD mana yang sudah siap untuk tujuan relokasi,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, pada akhir Februari lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul sudah memberikan bantuan rumah relokasi sebanyak 40 unit bagi warga terdampak banjir dan tanah longsor siklon badai cempaka 2017 lalu.

“Kalau tahun ini belum ada. Mudah-mudahan tidak ada,” ungkap Halim. (mel/bah)