RADAR JOGJA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DIJ mendistribusikan bantuan sekitar 4000 alat pelindung diri (APD) dan 14,4 ribu rapid diagnose test (RDT) kit dalam penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Seluruhnya merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Wakil Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemprov DIJ Biwara Yuwsantana menuturkan ada skala prioritas terkait pendistribusian APD dan RDT kit.
“Penggunaan RDT kit dipirotitaskan untuk tenaga medis yang merawat PDP (pasien dalam pengawasan) dan positif Covid-19. Selain itu juga kepada kerabat, keluarga yang secara intens melakukan kontak dengan PDP maupun positif,” jelasnya, ditemui di Pusdalops BPDB DIJ, Sabtu (28/3).
Untuk distribusi APD terfokus pada rumah sakit rujukan. Khususnya yang melakukan perawatan kepada PDP maupun positif Covid-19. Pendistribusian ini menyesuaikan kebutuhan medis. Tentunya tetap berdasarkan identifikasi Dinas Kesehatan DIJ.
Biwara memastikan kebutuhan APD masih mencukupi untuk minggu ini. Data ini berdasarkan pengecekan masing-masing rumah sakit rujukan. Disatu sisi untuk kebutuhan sarung tangan panjang dan masker N95 justru menipis.
“Masih terus berupaya untuk pengadaan. Untuk distribusi APD saat ini mekanismenya dengan mengajukan permintaan. Agar merata dan terdata dalam proses distribusinya,” ujar pria yang juga menjabat Kepala Pelaksana Badan Penangguloangan Bencana Daerah (BPBD) DIJ ini.
Gugus Tugas Covid-19 DIJ awalnya sudah menerima 1000 APD. Seluruhnya telah didistribusikan ke sejumlah rumah sakit rujukan. Adanya 4000 APD dari BNPB turut menambah stok. Jumlah ini dipastikan bertambah dalam beberapa hari kedepan.
“Kalau untuk RDT bagi tenaga medis tinggal menunggu rancangan dari Dinkes DIJ. Ada evaluasi hari ini, harapannya besok sore hasilnya sudah bisa dilaporkan ke posko. Termask konsep pemanfaatannya,” katanya.
Biwara menuturkan Pemprov DIJ tengah memanfaatkan anggaran belanja tak terduga (BTT). Saat ini tengah mengajukan APD lengkap. Total mencapai 18,4 ribu APD yang dibutuhkan untuk seluruh rumah sakit rujukan.
Data ini disusun berdasarkan kebutuhan seluruh rumah sakit rujukan. Terutama bagi tenaga medis yang menangani langsung PDP maupun positif Covid-19. Dari data tersebut, ketersediaan 18,4 ribu APD dapat memenuhi kebutuhan tenaga medis salama satu bulan.
Pihaknya juga tengah mendata kebutuhan medis lainnya. Salah satunya adalah kesiapan RSPAU Hardjolukito sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 terpusat. Untuk mewujudkan skema ini perlu kelengkapan medis lengkap.
“Beda dengan yang APD dari BNPB, pengadaan APD dari BTT lebih lengkap. Kalau milik BNPB itu cover all hanya baju APD dan cover sepatu, jadi Dinkes harus melengkapi dengan google, sarung tangan dan masker sebelum didistribusikan ke tenaga medis,” katanya. (dwi/tif)