JOGJA - Lagu Ibu Pertiwi yang dinyanyikan Iwan Fals dan Once Mekel melantun indah di Empire XXI, Jogja, tadi malam (13/8). Membuka scene permulaan film Bumi Manusia yang ditayangkan dalam gala premier di bioskop itu. Istimewa, karena Raja Kraton Jogjakarta Sultan Hamengku Buwono X dan Ratu GKR Hemas juga turut hadir. Film Bumi Manusia diangkat dari novel legendaris karya Pramoedya Ananta Toer. Bumi Manusia merupakan satu dari bagian Tetralogi Buru. Ditulis oleh Pram selama dalam penjara Pulau Buru. Selain Bumi Manusia, selanjutnya ada Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca. Pada masanya, keempat buku itu dan buku-buku karangan Pram termasuk yang dilarang di zaman Orde Baru. Karena itu, Hanung Bramantyo sutradara film tersebut mengaku senang dengan ditangkannya film tersebut. Tidak hanya karena disaksikan orang nomor satu di Jogjakarta. Namun juga karena mulai banyak yang mengenal karya sastrawan yang pernah dinominasikan mendapat Nobel Sastra itu. "Saya sangat bersyukur gala premiere dihadiri Sri Sultan Hamengkubuwono X Gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta. Suatu kehormatan untuk kita semua. Karena baru kali ini film saya ditonton oleh beliau. Ini tanda beliau memberikan apresiasi yang cukup besar pada karya pak Pramoedya Ananta Toer,” kata Hanung kepada wartawan. Turut hadir dalam penayangan perdana tesebut Mawar de Jongh (sebagai Annelies), Sha Ine Febriyanti (sebagai Nyai Ontosoroh) dan Donny Damara sebagai ayah Minke. Sementara pemeran utama Iqbaal Ramadhan sebagai Mingke, absen karena disebut-sebut lebih memilih tampil bersama bandnya. Ditemui setelah menyaksikan film Bumi Manusia, HB X menilai film yang disebut-sebut menghabiskan dana hingga puluhan miliar itu kaya makna dan value. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari tontonan tersebut. "Kita bisa tahu bagaimana seseorang membuat aturan hukum. Belajar menghargai orang. Cerita itu memberikan nilai yang sangat dalam untuk kita pahami, di dalam konteks untuk membangun persaudaraan, pertemanan, menghargai sesama," tuturnya. Hanung mengatakan, mayoritas pemain dan setting tempat filmnya itu diambil di Jogjakarta. Selain di Studio Alam Gamplong tempat rumah Nyai Ontosoroh, juga syuting juga dikerjakan di Taman Budaya Yogyakarta dan Waduk Sermo Kulonprogo. (riz) VIDEOGRAFER: RIZAL SN/RADAR JOGJA VIDEOEDITOR: OKTAVIANO DP/RADAR JOGJA . . Ikuti juga akun kami: Instagram : @radarjogja Line : radarjogjaofficial Twitter : @radarjogja Website : radarjogja.jawapos.com/ . Alamat : Jl. Ring Road Utara no.88 (Barat Polda DIY), Yogyakarta 55281 Telpon : (0274) 4477785 Radar Jogja Channel tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE.