Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali menggelar Prosesi Ritual Hajad Dalem Jamasan (mencuci) Kereta Pusaka di Kompleks Museum Kereta Keraton, Jalan Rotowijayan, Jogjakarta Selasa (17/9). Ritual yang rutin digelar setiap Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon di Bulan Sura atau Muharram ini diyakini banyak membawa berkah. Oleh karena itu, tak sedikit warga datang dari berbagai daerah untuk menyaksikan ritual tersebut termasuk menunggu air sisa jamasan kereta. Setelah prosesi selesai, para abdi dalem membagikan air bekas ritual kepada para warga yang hadir. Banyak warga berebut mendapatkan air sisa jamasan tersebut. Bahkan terlihat warga membawa botol air mineral, gayung, hingga ember untuk mengambil air sisa jamasan. Berdasarkan pantauan Radar Jogja banyak warga menggunakan air tersebut untuk cuci muka dan mengguyurkan ke badan mereka. Salah satunya asal Indramayu Kuswini mengatakan, setiap bulan suro Bersama keluarga datang ke acara jamasan. Air yang didapat ia gunakan untuk mandi. “Kemudian kalau ada orang yang sakit bisa memakai ini, dan biar menambah rejeki,” katanya. Sedangkan, Lestari warga asal Jogja yang juga ikut berebut air mengungkapkan, setiap tahunnya selalu minta berkah dari air jamasan tersebut. Ia juga meyakini air jamasan berkhasiat dapat menyembuhkan penyakit. “Lalu minta apa saja pasti terwujud, dan kalau kita sudah niat pasti bisa mendapatkan air ini,” ujarnya. Sementara itu, salah seorang Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Slamet Widodo Raharjo mengatakan, ada dua kereta Keraton yang di jamas yakni Kereta Kanjeng Nyai Jimat dan Kereta Kanjeng Kyai Jaladara. “Kereta Nyai Jimat merupakan hadiah dari Gubernur Jenderal Jacob Mossel,” ujarnya. Lebih lanjut, Widodo memaparkan, Kereta Kanjeng Nyai Jimat dibuat tahun 1750 dan digunakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I hingga Sri Sultan Hamengku Buwono III. Dalam melaksanakan tugasnya para abdi dalem terlihat berhati-hati saat melakukan pembersihan. Selain menggunakan air sumur, terdapat beberapa bahan lain yang digunakan diantaranya jeruk nipis, air kembang (bunga) sri taman. “Jeruk nipis digunakan untuk sela-sela bagian kereta yag sulit dijangkau,” imbuhnya. (naf) . VIDEOGRAFER: SETIAKY A. KUSUMA/RADAR JOGJA VIDEO EDITOR: NANANG FEBRIYANTO/RADAR JOGJA . . Ikuti juga akun kami: Instagram : @radarjogja Line : radarjogjaofficial Twitter : @radarjogja Website : radarjogja.jawapos.com/ . Alamat : Jl. Ring Road Utara no.88 (Barat Polda DIY), Yogyakarta 55281 Telpon : (0274) 4477785 Radar Jogja Channel tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE.