Satu lagi upaya pelestarian dan pengembangan budaya tradisi oleh Dinas Kebudayaan DIJ. Bertajuk kethoprak milenial pementasan digelar rutin setiap minggunya di Societet Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Gelaran perdana kethoprak milenial ini mengangkat lakon Kukuh. Sutradara Puji Wahono mengatakan konsep pementasan tak seperti kethoprak pada umumnya. Tata cahaya lampu tak lagi statis. Ditambah lagi tata panggung yang terkesan kekinian. Seluruhnya berkolaborasi dalam penokohan yang dimainkan para aktornya. “Persiapan pentas satu bulan. Memang agak mepet, tapi para pemain rata-rata sudah pernah berproses bersama sehingga untuk chemistry sudah terbentuk,” jelas Puji saat ditemui usai pementasan, Rabu malam (8/1). Sesuai namanya, mayoritas pemain ketoprak berusia muda. Puji menuturkan para pemain memiliki rentang usia antara 16 tahun hingga 30 tahun. “Seluruhnya memiliki kegemaran dalam bidang seni. Tak hanya terfokus pada kesenian pertunjukan kethoprak,” katanya. Dalam hal ini, Puji menyambut positif inisiasi Disbud DIJ. Konsep pementasan rutin tersebut dikatakannya mampu memberi ruang apresiasi bagi pegiat seni. Setidaknya terbukti dengan membludaknya penonton. Tak hanya kalangan tua, penonton malah justru didominasi oleh para muda-mudi. Sementara itu, Lakon ketoprak milenial yang dimainkan merupakan wujud adaptasi naskah milik Bondan Nusantara. Judul aslinya adalah Mawar ing Watu Candhi. Untuk penokohan, Puji mengangkat kisah Roro Jonggrang yang berupa proses pembangunan seribu candi oleh Bandung Bondowoso. Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIJ Aris Eko Nugroho saat ditemui mengakui tak mudah menjaga sebuah kearifan lokal. Walau begitu Aris memastikan jajarannya telah memiliki rencana strategis terkait pelestariannya. Sebab hal tersebut terkait tentang pemeliharaan dan pengembangan. Artinya untuk menjaga sebuah kearifan lokal tak perlu berjalan ditempat. “Jiwanya iya tradisi tapi dengan format kekinian. Bukan bertujuan merusak tatanan tapi ini adalah wujud pelestarian,” jelasnya ditemui di Gedung Societet TBY. Aris meyakini cara ini mampu menarik minat generasi muda. Terlebih pintu inovasi dan kreatifitas terbuka lebar. Sehingga para generasi muda bisa menyalurkan pikirannya. Turut menyumbang ide dan gagasan atas kekayaan tradisi. (dwi/naf) . . VIDEOGRAFER: DWI AGUS ARIANTO/RADAR JOGJA VIDEOEDITOR: GANIFANTO/RADAR JOGJA . Ikuti juga akun kami: Instagram : @radarjogja Line : radarjogjaofficial Twitter : @radarjogja Website : radarjogja.jawapos.com/ . Alamat : Jl. Ring Road Utara no.88 (Barat Polda DIY), Yogyakarta 55281 Telpon : (0274) 4477785 Radar Jogja Channel tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE.