RADAR JOGJA – Grup band beraliran jazz asal Jogjakarta, Tricotado merilis album mereka, Sabtu (16/11). Band yang beranggotakan Cresen Naibaho pada vokal, Paulus Neo (Kibor), Yabes Kurniawan (Bass), Yohanes Sapta Nugraha (Gitar), Andra (Kendang), dan Yosa (Drum) merilis mini album yang sudah lama mereka nantikan. Band yang tumbuh dari hangatnya perkawanan di Komunitas Jazz Mben Senen ini menepati janji pada para pendengar yang sudah menantikan karya-karya mereka dalam media rekam sejak satu setengah tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, Tricotado merilisnya lewat sebuah pertunjukan di Ngayogjazz yang tahun ini digelar di Dusun Kwagon Sleman. “Itulah kenapa album ini berjudul ‘Cakrawala’ tanda bahwa ini langkah pertama Tricotado menuju tempat tak berbatas,” kata Manajer Tricotado, Deasy Maria kepada Radar Jogja. Pemaknaan Tricotado lewat mini album perdana mereka ditangkap dengan baik oleh ilustrator Jaka Utama dan Rangga Pratama desainer grafis yang menggarap sampul album fisik mereka. Para perupa muda ini memvisualkan makna ‘Cakrawala’ dengan seorang anak yang bersiap pergi menuju langit luas. Kesederhanaan ini tidak hanya mampu menangkap tajuk album namun juga memanjakan mata. “Setiap orang punya perjalanannya masing-masing. Tapi selalu ada titik nol, awal perjalanan itu dimulai,” sambung Deasy. Ada tujuh lagu dalam album ini. Prosesnya sangat intim dan hangat di mana tiap personel membuat lagu yang mereka definisikan sebagai ruang berbagi rasa dan cerita masing-masing. Laiknya bunga rampai, tiap personel memaparkan sudut pandang masing-masing melalui musik dan lirik. Sejumlah lagu pun sudah dibawakan di banyak panggung dengan respon baik dari pendengar. Misalnya saja Cakrawala dan Bulan Sabit. Cakrawala yang sering dibawakan dalam setiap penampilan panggunnya seperti menjadi ikon karena merupakan karya pertama sejak terbentuknya Tricotado yang mengangkat lirik mengenai romantisme alam. Berbeda dengan Bulan Sabit dan Lencana Pagi meskipun kedua lagu tersebut memiliki judul dengan unsur alam tetapi cerita dalam lirik kedua lagu itu justru menceritakan tentang seseorang. Bulan Sabit bercerita tentang kepribadian seorang anak, sementara Lencana Pagi menceritakan proses kelahiran seorang anak dengan pengharapan dan doa dari para orang tua. “Rekamannya sangat singkat sebenarnya, 4-5 bulan saja. Tapi ya karena kesibukan masing-masing plus mixing mastering dan lain hal, harus menunggu satu setengah tahun,” kisah Cresen. "Album ini sebagai pertanda akan adanya karya-karya baru juga dan semoga juga album-album berikutnya," celetuk Yabes menambahkan. (riz) VIDEOGRAFER: RIZAL SN/RADAR JOGJA VIDEOEDITOR: OKTAVIANO DP/RADAR JOGJA . Ikuti juga akun kami: Instagram : @radarjogja Line : radarjogjaofficial Twitter : @radarjogja Website : radarjogja.jawapos.com/ . Alamat : Jl. Ring Road Utara no.88 (Barat Polda DIY), Yogyakarta 55281 Telpon : (0274) 4477785 Radar Jogja Channel tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE.