BANTUL – Daftar kepala keluarga (KK) yang harus mengungsi akibat tanah longsor di Kabupaten Bantul bertambah. Dua KK di Dusun Seropan, Muntuk, Dlingo terpaksa mengungsi ke rumah kerabatnya. Itu akibat tebing setinggi 15 meter ambruk menimpa sebuah rumah Minggu (21/1).

Saking parahnya, tembok rumah milik Sogiyono, 55, samping barat jebol akibat tertimpa material longsoran.

Widodo, menantu Sogiyono, menyebut ada lima orang yang menghuni rumah tersebut. Selain mertuanya, dia dan istri serta anaknya juga tinggal di rumah itu. “Terbagi dalam dua KK,” jelasnya.

Untungnya, insiden yang terjadi sekitar pukul 04.30 ini tak mengakibatkan satu pun penghuni rumah mengalami luka-luka. Padahal, material longsoran menghantam tiga ruangan dalam rumah hingga jebol.

“Tidur di bagian timur. Sementara simbok dan anak ngungsi ke rumah saudara,” jelas Widodo di sela membersihkan material longsoran kemarin.

Ngadiran, seorang warga setempat bercerita, tebing buatan berkonstruksi beton baru dibangun dua tahun lalu. Namun, tingginya intensitas hujan belakangan ini diduga memicu menjadi penyebab tanah di bawahnya bergerak hingga tebing longsor selebar 12 meter. “Karena kondisinya juga di perbukitan,” ucapnya.

Pascakejadian, warga bersama relawan dan personel kepolisian mengevakuasi berbagai perabot. Juga, membuat saluran air baru. Kendati begitu, mereka membiarkan material longsoran seperti bebatuan, dan beton. Itu dilakukan agar tak terjadi longsor susulan.

Pelaksana Harian Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengapresiasi kesiapsiagaan Sogiyono bersama menantunya. Mereka sudah berancang-ancang mengantisipasi longsor. “Walau rumah rusak tidak ada korban jiwa,” ujarnya.

Terkait tanah di Dusun Seropan, Dwi melihat, kondisinya rawan longsor. Kontur tanah yang gembur rentan longsor bila diguyur hujan berhari-hari. Karena itu, BPBD bakal meminta Badan Geologi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk melakukan kajian atas tanah di Dusun Seropan. Itu untuk mengetahui apakah wilayah ini aman dijadikan sebagai permukiman atau tidak.

Sebelumnya, lima KK di Dusun Wunut, Sriharjo, Imogiri pekan lalu mengungsi. Itu akibat tebing di bantaran Sungai Oya tergerus. Jarak antara sungai dan permukiman sekitar 30 meter hanya tersisa sekitar 3 meter. (zam/ila/mg1)