SLEMAN – Dari update terakhir, rencananya kompetisi Liga 1 akan digulirkan pada 10 Maret mendatang. Meskipun DIJ tidak mengirimkan wakilnya di kasta tertinggi, hingar-bingar kompetisi tersebut tetap bisa dinikmati warga Jogjakarta.

Hal itu mengingat ada dua tim Liga 1 yang sudah jauh hari membidik stadion di DIJ sebagai homebase mereka. Yakni PS Tira (sebelumnya bernama PS TNI) dan PSIS Semarang. PS Tira mengincar Bantul sebagai kandang untuk menjamu lawan-lawannya. Sementara PSIS Semarang memilih Maguwoharjo Internasional Stadium (MIS).

Lain dengan PS TNI yang memang nomaden, PSIS Semarang sejatinya memiliki stadion sendiri yakni Stadion Jatidiri Semarang. Namun saat ini kondisinya dalam tahap renovasi. Sehingga mau tak mau harus menjadi tim musafir.

Sebelumnya, Mahesa Jenar- sebutan PSIS, berharap bisa menggunakan Stadion Much Subroto Kota Magelang yang notabene lebih dekat dengan Semarang. Namun penerangan stadion homebase PPSM Magelang itu dinilai kurang maksimal. Sehingga opsi selanjutnya adalah ke Sleman.

General Manager PSIS Semarang Wahyu Winarto mengatakan keputusan PSIS menggunakan MIS jadi opsi terakhir. Sebab tidak banyak waktu lagi untuk tim mencari stadion. Terlebih setelah pihak PT LIB selaku operator kompetisi memverifikasi MIS untuk calon kandang PSIS. “Ya, sudah final, kami menggunakan MIS selama musim 2018,” ungkapnya kemarin (14/2).

Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada pembicaraan resmi dan perjanjian antara manajemen PSIS dengan dinas serta pengelola stadion. Pihak UPT Stadion Maguwoharjo sebagai mengelola MIS yang dipasrahi mengelola aset kabupaten Sleman itu masih menunggu kesepakatan antara manajemen dan Pemkab Sleman. “Sampai sekarang masih belum, memang sebelumnya manajemen sudah audiensi. Mungkin tinggal menunggu keputusan dari dinas,” ujar Kepala UPT Stadion Maguwoharjo Sumadi.

Pihaknya menyebut, proses perizinan penggunaan MIS tidak akan berbelit-belit. Selama mendapat lampu hijau dari pemkab. “Syaratnya cukup surat pengajuan dan diberikan jawaban. Prinsinya kami tidak masalah,” imbuhnya.

Selain itu, Sumadi juga mengatakan meskipun nantinya telah mendapat izin dari pemkab, pihak PSIS juga perlu menjalin komunikasi dengan pihak PSS Sleman. Baik manajemen maupun suporternya. Sebab selama ini, Maguwoharjo identik dengan PSS Sleman.

“Rencananya dari PSIS akan beraudiensi dengan suporter PSS yang ada di sini. Karena PSIS merupakan tim dari luar daerah, maka harus bisa diterima oleh semua pihak jika ingin menggunakan MIS. Agar bisa sama-sama saling menjaga dan memahami,” tuturnya. (riz/din/mg1)