Terjaminnya suplai air bersih menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi calon penghuni kompleks perumahan. Sebab, air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar kehidupan sehari-hari.
Khusus di wilayah Kabupaten Bantul, PDAM Bantul menggaransi suplai air bersih bagi penghuni kompleks perumahan di Bumi Projo Tamansari tercukupi. Meski, jumlah kompleks hunian baru terus meningkat sekalipun.
“Kami punya 13 sistem instalasi pengolahan air bersih,” jelas Direktur PDAM Bantul Yudi Indarto di kantornya (6/3).
Belasan sistem instalasi air ini mampu menghasilkan produksi air bersih hingga 317 liter per detik. Yudi menyebutkan, kapasitas ini mampu mengaliri hingga 30 ribu pelanggan.
Ini belum termasuk tambahan suplai dari sistem penyediaan air minum (SPAM) regional. Di mana Kabupaten Bantul mendapatkan jatah kuota 150 liter per detik. Atau sambungan pipa untuk sekitar 15 ribu pelanggan.
“Lalu, di sistem instalasi Pajangan, salah satu instalasi milik PDAM, masih ada 50 liter per detik atau untuk lima ribu pelanggan,” sebutnya.
Garansi Yudi ini bukan isapan jempol. Sebab, produksi air bersih salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) ini masih di atas kebutuhan para pelanggan PDAM. Di mana jumlah pelanggan PDAM saat ini masih di kisaran angka 28.900 orang.
Yudi menegaskan, melimpahnya produksi air bersih ini karena memenuhi amanat Perda DIJ Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Air Tanah dan Peraturan Bupati (Perbup) Bantul Nomor 37 Tahun 2017 tentang Penyediaan Air Baku bagi Usaha Perhotelan, Perumahan, dan Usaha Lainnya.
Substansi kedua regulasi ini memprioritaskan penggunaan air PDAM. Itu untuk menjaga kelestarian air tanah. Bahkan, Pasal 3 Ayat 2 Perbup mewajibkan perhotelan, perumahan dan usaha lainnya untuk menggunakan air PDAM.
“Bagi perumahan yang berdiri lebih dulu juga wajib (memanfaatkan air PDAM),” tegasnya.
Yudi berpendapat kewajiban ini sangat rasional. Bagi kompleks perumahan baru, misalnya. Tak jarang penghuni komplain lantaran kualitas mengandung zat besi (FE) berlebih. Atau volume suplai air sumur bor yang dibangun di area kompleks perumahan tak begitu memadai. Begitu pula dengan perhotelan. Bedanya, sumur bor yang dibangun hotel berpotensi mengganggu sumber air tanah di sekitarnya.
“Sumur warga sekitar bisa tersedot,” tuturnya.
Lalu, bagaimana dengan kualitas air PDAM? Yudi menggaransi bersih. Bahkan, air di instalasi bisa diminum. Kendati memanfaatkan air permukaan sungai, proses pengolahannya melalui serangkaian tahapan yang ketat.
“Harganya juga paling murah di DIJ. Rp 2.750 per kubik,” sebutnya.
Dalam kesempatan itu, Yudi mengungkapkan, PDAM juga menyediakan aplikasi berbasis Android bernama Siap Prima. Aplikasi untuk mendukung program Bantul Smart City ini bisa dimanfaatkan pelanggan untuk berbagai hal. Salah satunya, pengaduan. Melalui aplikasi ini, setiap aduan bakal direspons secepatnya. Sebab, ada administator yang memantau.
“Kalau mengadu di medsos kami nggak tahu. Karena belum tentu kami melihat medsos,” tambahnya. (zam/amd/mg1)