GUNUNGKIDUL – Kasus kecelakaan yang dialami wisatawan direspons Pemkab Gunungkidul. Melalui Dinas Pariwisata (Dispar) dalam waktu dekat mengagendakan pengecekan standar keamanan setiap destinasi wisata.
Kepala Dispar Gunungkidul Asti Wijayanti mengatakan pihaknya bertanggung jawab terhadap keselamatan wisatawan. Tetapi dalam praktik di lapangan ada pembagian tanggung jawab.
“Tanggung jawab itu dipercayakan kepada kelompok pengelola wisata. Mereka juga memiliki tugas menjaga kebersihan lingkungan dan keamanan wisatawan,” kata Asti Minggu (18/3).
Sosialisasi mengenai tanggung jawab pengelola tersebut dilakukan berkala kepada semua pengelola objek wisata tanpa kecuali. Poin pentingnya adalah memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan faktor keselamatan, termasuk asuransi.
“Kecelakaan di tempat wisata bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Kami selalu mengingatkan agar pemandu wisata memperhatikan kewajibannya,” ujar Asti.
Kasus wisatawan asing terjepit gondola di Pantai Timang, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus adalah contoh kasus baru. Asti belum menerima laporan pengelola mengenai insiden tersebut. “Saya mendengar kabar justru dari internet,” kata Asti.
Menurut dia, kecelakaan tersebut bukan kali ini saja terjadi. Beberapa waktu lalu flying fox di Grand Vilage, Mertelu, Gedangsari juga memakan korban. Wisatawan terluka saat meluncur karena menabrak pipa yang diangkut kendaraan di bawahnya.
“Dalam waktu dekat kami mengadendakan pengecekan standar kemanan tempat wisata. Semua dievaluasi,” kata Asti.
Bukan tidak mungkin peralatan yang disediakan pengelola belum memenuhi standar keamanan. Gondola di Timang juga harus diketahui keamanannya.
“Lalu objek wisata baru Teras Kaca di Girikarto, Panggang pengelolaan belum ada izin. Jadi kami akan memastikan standar keamanannya,” kata mantan Sekdin Disbubpar Gunungkidul itu.
Pada akhir pekan lalu wisatawan asal Johor, Malaysia mengalami kecelakaan di Pantai Timang. Korban seorang bocah bernama Siti Nur Amira jarinya terjepit gondola.
“Iya ada insiden itu (kecelakaan). Sudah kami tangani hingga pengobatan,” kata seorang pengelola gondola, Siman.
Kata Siman, kecelakaan terjadi Jumat (16/3). Korban bersama orang tuanya naik gondola. Saat menaiki kereta gantung, terdengar teriakan. Ternyata jempol si bocah terjepit gondola.
“Semoga kecelakaan ini pertama dan terakhir. Kalau memperhatikan dengan jelas intruksi pemandu kami yakin aman,” ujar Siman.
Mengenai standar keamanan gondola, Siman memastikan tidak ada kendala. Kepada pemerintah pihaknya berharap ada dukungan infrastruktur sehingga kenyamanan pengunjung terjamin.
“Kalau untuk peralatan gondola dan yang lain, itu internal kami,” ujar Siman. (gun/iwa/mg1)