PUNCAK Peringatan Hari Peduli sampah (HPS) tingkat DIY 2018 Minggu (25/3) terpusat di Pasar Piyungan. Menariknya, agenda bertema Sayangi Bumi, Bersihkan dari Sampah yang digagas Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY ini tidak sebatas seremonial. Lebih dari itu, juga disertai dengan aksi nyata. Setidaknya sekitar 2000-an warga tumplek blek di salah satu pasar rakyat terbesar di wilayah Bantul timur ini memungut sampah yang
masih berceceran.
Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi Pembangunan Pemda DIY Moedji Rahardjo mengingatkan, sampah merupakan ancaman nyata terhadap lingkungan. Salah satu indikatornya, volume sampah berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Padahal, setiap rumah tangga saat ini minimal menghasilkan 0,4 kilogram sampah setiap harinya.
“Sehingga penanganannya butuh langkah efektif,” tegas Mujiharjo saat membacakan pidato sambutan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X.
Langkah efektif yang dimaksud adalah penanganan sampah dari hulu. Kendati begitu, Mujiharjo melihat, strategi ini perlu dibarengi dengan upaya lain. Yaitu, menggencarkan kampanye bahwa sampah sebagai sumberdaya hingga ke tingkat rumah tangga. Sekaligus mendayagunakan berbagai ilmu terapan dan teknologi serbaguna dalam pengolahan sampah hingga ke tingkat desa, pedusunan, RT bahkan hingga rumah tangga. Toh, DIY selama ini selalu menjadi tolok-ukur penanganan sampah bagi sejumlah daerah. “Ini akan digenjot terus agar dapat dilaksanakan menyeluruh,” ucapnya.
Dengan begitu, berbagai jenis sampah ini tak langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Melainkan dipilah lalu diolah menjadi berbagai jenis barang bernilai ekonomi.
Dengan berbagai strategi ini, Mujiharjo optimistis volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan bakal berkurang drastis. Sebab, yang dibuang hanya residu.
“Saat ini masih ada 40 persen sampah yang belum mampu dikelola secara mandiri,” sebutnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Masharun Ghazali mengungkapkan hal senada. Menurutnya, penanganan problem sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Melainkan tanggung jawab bersama. Persisnya antara pemerintah, masyarakat dan swasta.
“Pemerintah tidak akan sanggup sendirian,” ujarnya.
Oleh karena itu, Masharun menaruh banyak harapan terhadap peran pemerintah desa dalam penanganan sampah. Mulai membangun sarana infrastruktur penunjang seperti tempat pembuangan sampah (TPS) sementara hingga tenaga pemilah. “Ini bisa dikaver APBDes,” katanya.
Dalam kesempatan itu, pejabat yang tinggal di Banguntapan ini juga memuji peran swasta. Tepatnya PT Pertamina Terminal BBM Rewulu dan PT Sari Husada Generasi Mahardika. Kedua perusahaan ini ikut andil dalam penanganan sampah di Kabupaten Bantul.
“Mereka memberikan bantuan gerobak dan motor pengangkut sampah,” sebutnya.
Ada sejumlah rangkaian acara dalam Peringatan HPS ini. Di antaranya, senam sehat, gropyokan sampah, penyerahan bantuan alat-alat kebersihan hingga reboisasi. Terkait reboisasi, Masharun menekankan, tidak asal tanam pohon. Ada beberapa jenis pohon langka yang ditanam di sekitar Pasar Piyungan.
Dalam kesempatan itu hadir juga Plt Kepala BLH DIY R. Sutarto dan Sekda Bantul Riyantono mewakili Bupati Bantul Suharsono dan Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Sunarto. (zam/ila/mg1)