Inisiasi Desa Prima Sumberagung juga dihadiri Anggota Komisi D DPRD DIY Muhammad Yazid. Dia ikut tampil sebagai narasumber. Yazid tampak semangat mendukung kegiatan tersebut.

“Desa Prima sangat membantu memberdayakan perempuan. Berdaya dan mandiri secara ekonomi,” katanya. Dengan kemandirian itu, Yazid meyakini Desa Prima berperan membantu perempuan mengakses berbagai informasi. Khususnya guna mendapatkan modal untuk mengembangkan usaha.

Pelatihan Desa Prima tak sekadar mengajarkan keterampilan boga dan kerajinan semata. Tapi peserta juga mendapatkan pembekalan cara membuat sebuah proposal. Misalnya untuk mengajukan dana stimulan ke pemerintah daerah. Sebab, dalam inisiasi Desa Prima itu, setiap kelompok mendapatkan bantuan dana bergulir senilai Rp 37 juta.

Di tempat sama, Kepala Desa Sumberagung Duldjiman menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dipilihnya Desa Sumberagung di antara 15 inisiasi Desa Prima se-DIY.

Selama ini, sambung dia, pihaknya terus mendukung upaya pemberdayaan perempuan di desanya. “Banyak program dan kegiatan yang kami jalankan,” ujar pria yang lama berkarir di PT Adhi Karya, salah satu BUMN di bidang kontruksi dan infrastruktur tersebut.

Desa Sumberagung terdiri atas 21 pedukuhan. Tercatat banyak usaha kecil dan menengah yang berkembang. Usaha itu antara lain di bidang kuliner dan kerajinan. |”Dua bidang itu berpotensi dikembangkan. Pelaku usahanya rata-rata dilakukan oleh perempuan,” jelas Duldjiman.

Di luar itu, Desa Sumberagung punya potensi unggulan lainnya. Misalnya Pedukuhan Kedung Banteng terkenal sebagai Kampung Santri. Pedukuhan Malangan dengan karena kerajinan bambu dan Pedukuhan Kaliduren II dulunya populer karena punya grup Kuda Lumping. Lalu Pedukuhan Gatak terkenal karena ada pembuat keris alm. Mpu Djeno atau lebih akrab disebut Mbah Djeno. (ita/kus/mg1)