JOGJA – Kementrian Sosial (Kemensos) menargetkan pembentukan start up sosial melalui Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial (Badiklitpensos). Keberadaan start up sosial tersebut juga akan menjadi pendamping sosial di masyarakat.
“Salah satu yang akan kami targetkan adalah tumbuhnya start up sosial di masyarakat,” ujar Kepala Badiklitpensos Kemensos Harry Z Soeratin di sela pembukaan Rapat Koordinasi Pengembangan SDM Lembaga Program Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial 2018 Minggu (6/5).
Harry mengatakan program pendampingan ke masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif. Untuk itu, Badiklitpensos pun menggandeng beberapa perguruan tinggi di Indonesia termasuk kalangan perbankan. Kerja sama dengan perbankan ini sebagai upaya literasi keuangan. “Bisa jadi mereka juga menjadi nasabah mikro perbankan,” ungkapnya.
Upaya tersebut seiring dengan langkah Kemensos yang merubah pendampingan sosial masyarakat dari charity. Di mana sebelumnya dengan pemberian bantuan keuangan, lalu diubah menjadi pemberdayaan masyarakat. Perubahan mindset di masyarakat tersebut yang terus dikampanyekan.
“Karena itu, pendamping di lapangan terus kami beri pengetahuan terkait hal itu,” tuturnya.
Konsep itu juga sesuai dengan harapan Gubernur DIJ Hamengku Buwono (HB) X. HB X meminta institusi pendidikan bisa menciptakan social entrepreneur. Sebab, keberadaan para pelaku social entrepreneur tersebut yang saat ini dibutuhkan untuk melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat dengan empati sosial. “Ada SDM yang menempel ke masyarakat kurang beruntung dan mengajak membuat inovasi. Tidak sekedar bicara program,” pinta HB X. (pra/zam/mg1)