Rumah seharga Rp 25 juta. Desainnya berkonsep arsitektur ekologis dan rumah tumbuh.
Rumah tersebut berhasil diwujudkan oleh tiga mahasiswa arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Mereka adalah Rudolf Aji Sigit Prasetya, Kristanto Suryo Saputro, dan Daniel Tjandra Wibowo.
Rancangan mereka berhasil menyabet juara ketiga nasional dalam Sayembara Arsitektur Expo 2018 yang diselenggarakan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Jakarta awal Mei. “Hasil akhir lomba ini akan direalisasikan. Bentuk solusi dari permasalahan yang diangkat biasanya menggunakan desain. Jadi, memecahkan suatu masalah dengan desain bangunan,” ujar Aji, sang ketua tim.
Rumah rancangan tim UAJY ini berpijak dari studi kasus persoalan nyata yang dialami Dodi. Dia tinggal di Kelurahan Maleer, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat. Tim UAJT lantas membuat rancangan hunian layak, murah, dan ramah lingkungan.
Tim ini tak hanya menghasilkan sebuah desain rumah murah. Mereka juga menawarkan konsep yang lebih detail dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar pemilik rumah.
Salat satu permasalahan di Maleer adalah krisis air dan kepadatan penduduk. Mereka menjawab masalah dengan desain rumah yang dapat menampung kegiatan budidaya jamur, ditopang sistem hidroponik, dan filtrasi air hujan.
Desain rumah meminimalkan bangunan sehingga mampu menciptakan ruang sosial. Pengolahan limbah di kawasan rumah diperhatikan dengan membuat bio septic tank. KOnsep hunian ini membuat pemilih rumah tinggal di hunian yang nyaman dan mampu memperoleh pendapat.
“Kita punya nilai positif dibanding tim lain. Kita menawarkan pekerjaan dan nilai ekonomisnya secara lebih lengkap dan rinci. Selain mengubah kehidupan Pak Dodi, kami juga berusaha mengubah kawasan tempat tinggalnya,” kata Daniel, anggota tim. (cr4/amd/mg1)