SLEMAN – Rubah di Selatan baru saja menyelesaikan Tour Eropa. Mereka melakukan tur dalam rangka Siasat Trafficking Europe Tour gagasan dari Siasat Partikelir dan Go Ahead Challange (GAC) pada 1 Juli hingga 10 Juli 2018.
Kini, Rubah di Selatan mengadakan Screening film “From Paris Parangtritis to Paris France” di Sleman Creative Space, Rabu (15/8).
“Rubah di Selatan menjadi band yang terpilih dari hasil kurasi ini karena kami merasa mereka sangat ke Indonesiaan, dari segi musikalitas dan tampilan mereka di atas panggung,” ungkap Perwakilan dari Siasat Partikelir Adjust Purwatama.
Rubah di Selatan terbentuk tiga tahun yang lalu di sisi selatan Jogjakarta. Tepatnya di Sewon, Parangtritis, Bantul. Band yang memiliki nilai ketertarikan pada nilai-nilai lokal, petuah zaman dulu, dan nilai-nilai lokal lain yang mereka temukan, semua itu seolah menjadi bahan bakar mereka dalam berkarya.
Selama sepuluh hari membawa kelokalan khas ke kota-kota di Eropa, yaitu Amsterdam-Belanda, Luxembourg-Belgia, Paris-Perancis, dan Munchen-Jerman. Band yang beranggotakan Mallinda (vocal), Gilang (gitar), Adnan (keyboard), dan Ronie (etnik perkusi) membagi berbagai memori serta pengalaman unik selama perjalanan turnya.
Mulai dari merasakan kebanggaan dapat mengibarkan bendera Merah Putih, mengakali teknis panggung, rasa gugup melihat audiens yang berbeda dari biasanya, hingga perasaan setelah perjalanan tur ini berlangsung.
Segala bentuk perjalanan selama tur Eropa tersebut dirangkum dalam sebuah film dokumenter bertajuk “From Paris Parangtritis To Paris France”.
“Film ini kami jadikan oleh-oleh bagi masyarakat Jogjakarta dan Indonesia, selain tentu saja menjadi catatan penting dari perjalanan Rubah di Selatan ini sendiri,” jelas Gilang, salah seorang personel band ini.
Melalui film dokumenter ini, Rubah di Selatan ingin membagi pengalamannya selama tur di Eropa ini kepada sanak, saudara, kerabat, dan sahabat. “Ibarat anak kecil yang pulang dari lapangan bermain, lalu menceritakan semua hal yang di alaminya di rumah,” ungkapnya.
Siasat Partikelir sendiri merupakan sebuah kolektif kreatif yang memiliki jaringan di banyak kota di Indonesia. Kegiatannya meliputi proses mencipta dan berjejaring, serta membuka pintu kerja sama dan kolaborasi dari berbagai macam insan kreatif di Indonesia. (mg3/ila)