SLEMAN – Tahun kelima Prambanan Jazz Festival 2018 dimulai Jumat (17/8) di Kompleks Taman Wisata Candi Prambanan.

Di hari pertama dari tiga hari penyelenggaraan, di panggung Festival Show menampilkan Rendi Pandugo, Letto, Iwa K, Java Jive, The Rain, Hivi, dan Yura Yunita. Sedangkan di panggung Special Show ada Tohpati feat Sheila Majid, Marcel, Rio Febrian, dan Kahitran.

The Rain memulai acara pukul 15.30 dengan apik di Roro Jonggrang stage. Dilihat dari antusiasme penonton yang didominasi anak-anak zaman now. Lagu andalan seperti “Dengar Bisikku”, “Terlalu Indah”, dan “Terlatih Patah Hati” memanen koor dari penonton.

Penampilan 45 menit mereka seperti masih kurang bagi penggemarnya.

“Terima kasih Prambanan Jazz, sebenarnya masih ingin sampai nanti malam. Tapi kami harus ke Papua setelah ini. Mudah-mudahan jadi kenangan indah,” kata Indra Prasta vokalis The Rain.

Lalu di Hanoman stage, sejam berikutnya Letto tampil menghibur penonton. Dibuka dengan “Permintaan Hati”, terasa unik dengan adanya sentuhan aransemen gamelan Jawa. Selain juga personelnya kompak mengenakan pakaian Jawa surjan, lengkap dengan blangkon dan iket kepala khas Bali.
Berikutnya lagu “Lubang di hati” dan disusul dengan lagu “Sandaran Hati”.

Noe, frontman Letto mengajak penonton bergoyang setelah lagu tersebut digubah dengan sentuhan dangdut. Dangdut tidak sekadar dangdut. Tapi dangdut koplo… Oaoe.

“Maaf panitia, Letto merusak acara. Prambanan Jazz kok dangdut. Dulu awal kami dikenal, kami disebut band ndeso, nyatane memang ndeso,” ucap Sabrang Mowo Damar Panuluh, nama panjang Noe.

Di sela-sela antar lagu, anak budayawan Emha Ainun Nadjib itu mengajak berinteraksi dengan penonton. Termasuk mengomentari panggung yang berada di sebelah timur Candi Prambanan. Hasilnya, matahari yang masih terik jelang terbenam masih terasa panas. “Maaf yang foto-foto hasilnya backlight. Tapi gegerku yo panas,” selorohnya.

Selain itu, Letto juga mengajak penonton kembali bergoyang lewat lagu Gundul-Gundul Pacul. Lagu dimainkan dengan irama dangdut dan sentuhan gamelan. “Wes ojo kokehan, mengko panggung sebelah bingung. Iki jazz-jazzan opo dangdutan,” candanya

Lalu berturut-turut, lagu yang sudah banyak dikenal seperti “Ruang Rindu”, “Sampai Nanti, Sampai Mati” dan Sebelum Cahaya” menyudahi aksi panggung mereka jelang petang. (riz/ila)