BANTUL- Kesadaran masyarakat dalam membayar pajak meningkat. Itu terbukti dengan tingginya realisasi pajak. Per Juli 2018 realisasi berbagai jenis pajak mencapai Rp 94 miliar. Meningkat Rp 15 miliar dibanding capaian periode yang sama tahun lalu. Saat itu realisasi pajak di angka Rp 79 miliar.

Kendati begitu, tingginya capaian ini bukan tanpa persoalan. Tidak sedikit wajib pajak (WP) yang masih menunggak. Terutama pajak bumi dan bangunan (PBB). Sebab, jamak WP di pedesaan yang kesulitan menunaikan salah satu kewajibannya. Salah satunya di Pedukuhan Paduresan.

Dukuh Paduresan Katmiati mengklaim, kesadaran warga dalam membayar PBB sebenarnya tinggi. Mencapai 61 persen. Persoalannya, mereka enggan mengantre. Biasanya, warga membayar di BPD. Sementara antrean di salah satu lembaga keuangan pelat merah ini mencapai tiga hingga empat jam.
”Sehingga di antara mereka ada yang menitipkan kepada dukuh,” jelas Katmiati saat dihubungi, Sabtu (20/8).

Karena itu, Katmiati berharap pemkab merumuskan solusi. Agar warga tak lagi kesulitan membayar PBB. Ketika disinggung mengenai layanan jemput bola pembayaran PBB, Katmiati mengaku wilayahnya belum pernah tersentuh.
”Ke depan mobil keliling pembayaran PBB sampai di pedukuhan ini,” harapnya.

Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Bantul Sri Ediastuti tak menampik jangkauan mobil keliling pelayanan pajak masih belum maksimal. Sebab, BKAD saat ini baru memiliki dua unit. Sementara jumlah pedukuhan di Kabupaten Bantul mencapai 933. Karena itu, bekas kepala Dinas Perizinan ini berencana mengusulkan penambahan mobil keliling.
”Tapi (usulan pengadaan) masih menunggu. Apakah disetujui atau tidak,” tuturnya.

Ketika disinggung mengenai kenaikan realisasi pajak, Edi, sapaannya menegaskan bahwa tahun ini signifikan. Nyaris realisasi seluruh jenis pajak mengalami peningkatan. Tak terkecuali PBB.

”Untuk PBB per Juli mencapai Rp 19 miliar. Sementara periode yang sama tahun lalu Rp 13 miliar,” sebutnya.

Anggota Komisi B DPRD Bantul Suradal mengatakan, kenaikan realisasi pajak patut diapresiasi. Salah satunya dengan menambah mobil keliling. Toh, pengadaan dua unit mobil keliling pada akhir tahun lalu membawa dampak positif. Yakni, peningkatan realisasi pajak. Sebab, mobil inilah yang bakal mengjangkau pelayanan pajak di pelosok pedesaan.
”Idealnya, ya, paling tidak ada lima unit mobil keliling,” sarannya. (cr6/zam/mg1)