JOGJA – Saat ini peristiwa bisa cepat disajikan lewat beragam media, memperkuat jati diri penting sebagai benteng karakter bangsa, yang berbudaya. Mendidik kaum muda agar mau menjalankan nilai Pancasila, bisa menjadi cara membawa kesadaran kebangsaan, merawat kebhinnekaan di dalam keseharian.
“Anak-anak kita kini lebih akrab dengan teknologi, kadangkala terlewat etika dan sopan santun. Melalui sinau Pancasila kita ingin aktualkan dan mengingat kembali bagaimana praktek di lingkup remaja berdasar nilai Pancasila,” kata Pasi Komsos Korem 072/Pamungkas Kapten ARM Ronang Sasiarto saat memberikan paparan materi Sinau Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Kecamatan Mantrijeron, Jogja, Rabu, (19/9).
Ada nilai toleransi, kesamaan hak dan kewajiban, keadilan dan gotong royong yang perlu dihidupkan lagi dalam implementasi praktek nyata Pancasila dalam kehidupan keseharian. Soal pelayanan publik, perlu selalu didorong agar bisa lebih optimal, untuk memberikan pelayanan lebih baik.
“Bagaimana Pancasila menjadi ada dalam hati dan pikiran kita semua,” kata Ronang Sasiarto.
Ketua Komisi A DPRD DIJ dari Fraksi PDI Perjuangan dapil Kota Jogja Eko Suwanto dalam materi tematik tentang kebhinnekaan menjelaskan, di nusantara dengan keberagaman yang ada, sejatinya Indonesia terbangun oleh beragam perbedaan yang menjadi anugerah bangsa.
“Semua pihak diajak untuk membangun kebersamaan, termasuk mengajak kaum muda untuk mewujudkan nilai Pancasila dalam praktik keseharian. Melalui program sinau Pancasila yang diselenggarakan oleh Kesbangpol DIJ, ada harapan implementasi Pancasila bisa jadi jiwa bangsa dan dipraktikkan”, ujar Politisi Muda PDI Perjuangan Eko Suwanto.
Menurut anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DIJ ini, ada tiga kesamaan yang bisa dihadirkan yaitu toleransi, rasa kebangsaan, dan persatuan.
“Makna Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan harus bisa diaktualkan, ada baiknya kita mulai cari persamaan, mari kita jaga bersama keberagaman yang ada,” kata alumnus GMNI ini.
Secara khusus, terkait dengan proses politik yang menghangat dalam Pemilu dan Pilpres, Eko berpesan agar adanya perbedaan politik di 2019 jangan sampai mengoyak Bhinneka Tunggal Ika.
“Seluruh pihak diharapkan mampu jaga Jogja Istimewa, RT dan RW bisa menjadi juru musyawarah atau pengayom bagi warga. Khusus untuk penggunaan medsos, kita semua harus ingat jari juga perlu jalankan budi pekerti, tidak sebar hoax, ujaran kebencian,” kata Ketua Komisi A DPRD DIJ yang pada Pemilu 2019 maju kembali dari dapil Kota Jogja. (ila/fn)