LAGA tak seimbang terjadi pada babak big eight antara SMAN 2 Ngaglik (Padmawidya) melawan champion musim lalu, tim putra SMA Bopkri 1 (Bosa). Mereka menang telak 54-4.

Bosa membuka skor lewat Christian Octavio, diikuti Dearren Alvaro, Steve Richardo dan tembakan tiga angka Steve Richardo. Pemain inti Bosa bermain rapat sampai sulit diterobos anak-anak Ngaglik. Tiga menit sebelum kuarter pertama berakhir, Bosa mengganti starting line-up-nya dengan second line. Kuarter pertama ditutup 12-0.

Masih dengan second line sampai pertengahan kuarter dua, Rafi Fajar Susila menemukan celah dan sempat mencetak dua poin. Tak ingin terkejar, Bosa kembali menurunkan pilar utama dan menjauhkan poin. Halftime, Bosa unggul 21-2.

Selepas rehat, tidak ada perubahan berarti. Padmawidya sulit membongkar defense Bosa. Margin melebar hingga terpaut 15 bola di akhir kuarter tiga. Akhir laga, Bosa menang dengan skor akhir 54-4.

Pada pertandingan kedua, tim putra SMAN 2 Jogja (Smada) menyusul tim putri ke fantastic four setelah mengalahkan SMAN 2 Bantul (Exsco), 41-20 di GOR UNY tadi malam. Nurhandito Firmansyah dkk keteteran meladeni permainan Smada.

Coach SMAN 2 Bantul Hervitasari mengakui kualitas anak asuhnya jauh tertinggal dari lawan. Namun setelah dua tahun absen di DBL dan bisa melaju sampai big eight merupakan capaian luar biasa.

Pelatih Smada, Andhika Putra Pratama mengatakan, pemainnya telat panas dan kurang fokus di halftime pertama. “Kami buktikan, bahwa meski bukan sekolah KKO (kelas khusus olahraga) kami mampu meloloskan dua tim ke fantastic four,” katanya. (riz/iwa/fj/mo2)