SLEMAN – Peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta menuju Pangkal Pinang pada Senin (29/10) lalu meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan. Tidak terkecuali segenap keluarga besar UII dan UGM.

“Keluarga besar UGM berduka cita yang sedalam-dalamnya atas insiden jatuhnya pesawat Lion Air di Tanjung Karawang yang menyebabkan banyak orang meninggal dunia, termasuk beberapa di antaranya adalah alumni UGM,” jelas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol UGM, Dr Iva Ariani, Rabu (31/10).

Dia menjelaskan, sementara ini pihak Humas memperoleh informasi enam di antara 189 orang yang berada di dalam pesawat tersebut merupakan alumni UGM. Keenam orang ini adalah Dewi Herlina, Dicky Jatnika, Yuminingtyas Upiek, Zulva Puspita Ningrum, Agil Septian Nugroho, serta Ubaidillah Salabi.

“Kami masih mengumpulkan informasi apakah ada di antara alumni UGM lainnya yang menjadi korban,” katanya.

Ungkapan belasungkawa dan rasa simpati mengalir dari segenap civitas akademika UGM. UGM memberikan apresiasi kepada para pihak yang telah mengerahkan segenap kemampuan dan upaya terbaik untuk menemukan para korban, dan mengharapkan yang terbaik bagi segenap keluarga yang masih menantikan berita mengenai kerabat mereka yang berada di dalam pesawat tersebut.

“Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan, kesabaran, dan ketabahan,” ujarnya.

Sementara itu, di UII dua alumninya juga berada di dalam pesawat Lion Air JT 610 itu, Humas UII Rifqi Sasmita mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Pengembangan, Karir dan Alumni UII, terdapat dua alumni yang turut dalam musibah jatuhnya Lion Air JT 610.

Mereka adalah Andri Wiranova, alumni Fakultas Hukum UII, Angkatan 1996. Dia menjadi koordinator pada Kejati Bangka Belitung. Korban satu lagi yakni Yoga Perdana. ” lumni Fakultas Ekonomi UII, Prodi akuntansi, Angkatan 2002. Jabatan terakhir sebagai Ketua Tim Yunior BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,” ujarnya. (dwi/ila)