JAKARTA – Sebanyak 138 kantong jenazah telah berhasil dievakuasi tim SAR ke Posko Terpadu JICT 2 Tanjung Priok, Minggu (4/11) hingga pukul 19.00. Semua kantong telah diberi label oleh tim DVI untuk selanjutnya dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati.
Semua jenazah dievakuasi oleh tim SAR gabungan, baik di permukaan maupun di bawah air oleh para penyelam. Temuan hari ke tujuh cukup signifikan, yaitu 33 kantong jenazah. Banyaknya temuan tersebut cukup memantik semangat tim SAR, baik di lokasi pencarian Perairan Karawang maupun tim pendukung yang ada di Posko Terpadu.
“Yang pasti, tim SAR yang terlibat dalam operasi ini, baik dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, Bakamla, BPPT, KNKT, KKP, Bea Cukai, Pertamina, dan seluruh Potensi SAR yang ada, tetap optimistis dapat menemukan korban lainnya,” tegas Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto.
Seperti diberitakan sebelumnya, Basarnas menegaskan operasi SAR musibah Lion Air PK-LQP diperpanjang selama tiga hari. Dengan penambahan waktu, sinergitas, soliditas seluruh tim gabungan, dan doa dari seluruh masyarakat, operasi SAR diharapkan dapat segera dituntaskan.
Pelaksanaan operasi pencarian meliputi prioritas 1 untuk pencarian bawah laut yang terbagi dalam 2 sektor, yakni 1A dan 1B. Pada sektor 1A terdapat Kapal Baruna Jaya yang dilengkapi dengan peralatan Multi Beem Exho Sounder (MBES), Ping Locator, dan Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV). Sementara sektor 1B, mengerahkan Kapal Dunamos Pertamina yang dilengkapi dengan peralatan Side Scan Sonar, MBES, Ping Locator, dan Differential Global Positioning System (DGPS).
Di 2 sektor ini, pencarian melibatkan 151 penyelam gabungan dari Basarnas, Kopaska, Denjaka, Taifib, Brimob POSSI Semarang, Indonesia Diver Rescue Team, dan lainnya. Spot atau titik-titik penyelaman sebelumnya sudah pasti dan terlihat dari citra atau gambar ROV. Selanjutnya, Basarnas membagi tim penyelam secara rinci dan detail mengingat operasi bawah air ini cukup berisiko.
Sedangkan Prioritas 2, pencarian dilaksanakan di permukaan dengan melibatkan 40 kapal, masing-masing dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, KPLP, KSOP, Bea Cukai, Bakamla, BPPT, KKP, Pertamina ditambah dari Potensi SAR lainnya, termasuk nelayan.
Seperti diketahui, pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng – Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (29/10). Pesawat dengan personal on board sebanyak 189 orang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang, Jawa Barat. (ila)