SMA Bopkri 1 Jogja (Bosa) membuktikan bisa mempertahankan gelar champion tiga kali berturut-turut pada Honda DBL D.I.Jogjakarta Series 2018. Dearren Alvado Gledyap menjadi pemain basket Bosa yang akhirnya bisa mengantarkan sekolahnya meraih juara lagi tahun ini.
Dearren bak sebuah pohon tinggi besar nan kokoh. Sebuah pohon yang bergeming karena angin kencang sekalipun. Begitulah gambaran Dearren, center SMA Bopkri 1 Jogja yang mencetak rata-rata 12 poin, 6 block dan 10 rebound tiap pertandingan. Center dengan tinggi 188 centimeter dan bernomor punggung 22 itu piawai dalam under ring dan punya timing tepat untuk memberikan block pada lawan.
“Sebelum DBL aku fokus latihan untuk defense. Bermain sebagai center itu enggak sulit. Asalkan kuat terhadap benturan, dan cerdas mengambil keputusan untuk help defense. Soalnya center itu tembok terakhir pertahanan. Jadi harus kokoh menghalau musuh,” katanya.
Dearren sudah bermain basket sejak kecil, tepatnya saat di bangku TK. Ayahnya yang mengenalkan basket padanya. Hingga saat ini, salah satu rahasia sukses Dearren adalah berkat sang ayah.
‘’Sejak TK aku sering lihat papa main basket, jadi akhirnya penasaran. Saat itu barulah Papa ngajarin aku basket dan keterusan sampai sekarang. Dulu papa memang pemain basket, sekarang juga masih aktif menjadi pelatih. Di luar latihan sekolah, sampai sekarang aku sering nambah latihan sama papa,” tutur fans Michael Jordan itu.
Basket buat Dearren menjelma seperti teman sejak kecil. Apalagi karena satu keluarga mendukungnya dalam basket. Suport keluarga menjadi motivasi utama Dearren bermain optimal. Selain itu, Dearren juga memahami bahwa dia tidak bisa basket sendirian, maka kerja tim adalah kunci sukses.
‘’Tim putra Bosa berkembang dari pertandingan ke pertandingan. Waktu DBL kemarin, kami makin solid satu sama lain. Inilah kuncinya kami bisa raih champion. Individual skill penting, tapi kerja sama yang paling utama,” terang Dearren.
Dearren terpilih sebagai First Team Putra Honda DBL D.I.Jogjakarta Series 2018. Bukan sebuah kebetulan, namun hasil dari apa yang dia tabur selama ini. Dearren percaya, kerja keras tidak akan mengkhianati.
“Sebagai center aku harus punya power kuat, dan insting untuk membaca pergerakan lawan. Semua itu enggak didapatkan begitu saja, tapi melalui latihan yang keras. Aku harus mau melewati proses itu, dan tetap percaya bahwa semua usahaku bakal terbayar,” ceritanya.
Pada 27 November hingga 1 Desember 2018, Dearren bersama para first team lainnya akan ke Surabaya mengikuti Honda DBL Camp 2018. Persaingan akan ketat karena bertemu dengan berbagai first team dari 30 provinsi se-Indonesia. Dearren tidak gentar.
“Aku ingin menjadi DBL All Star dan berangkat ke Amerika. Ketika nanti mengikuti camp harus total dan menghadapi persaingan dengan berani,” kata cowok kelahiran 19 April 2002. (ata/iwa/fj/mo2)