SLEMAN – Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 bakal menjadi panggung bagi anak muda. Sebab generasi milenial tersebut menjadi bidikan utama partai politik (parpol) untuk mendulang suara.

Salah satu parpol peserta pemilu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pun membidik suara milenial tersebut. Pada Pemilu 2019, generasi milenial jumlahnya cukup banyak, yang berusia di bawah 35 tahun 37,8 persen, di atas 45 tahun 60,9 persen.

“Dari Jogja, Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDIP mengharapkan banteng-banteng muda bisa jadi pelopor pergerakan kaum muda,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam Safari Politik Kebangsaan di Kantor DPC PDIP Sleman Senin (26/11).

Dikatakan, DIJ merupakan tempat benih-benih kebangsaan dan budaya muncul. Dia meminta agar kaderisasi terus berjalan. “Maka rekrutlah anak-anak muda,” kata Hasto.

Anak muda, ujar Hasto, memiliki kreativitas tinggi. Sehingga berpolitik haruslah dengan cara-cara kreatif. Termasuk pengelolaan website yang isinya menggelorakan nasionalisme.

Ruang politik kreatif diharapkan muncul dari Jogja. ‘’Bukalah pintu bagi generasi muda untuk berkiprah menjadi pemimpin,” tegasnya.

Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat mengatakan untuk menggaet suara generasi muda diperlukan beberapa perubahan. “Itu atribut partai sedikit demi sedikit diubah. Menjadi Banteng Milenial,” kata Djarot.

Dikatakan, anak muda banyak yang belum tertarik terjun ke politik. Namun, banyak anak muda yang suka menjadi relawan. “Anak muda ini perlu didekati dengan cara khusus, pelan-pelan diberi penjelasan,” ujarnya.
Dia menilai, Pemilu 2019 bukan hanya masalah pemilihan presiden. Namun menyangkut masa depan bangsa.

Djarot meminta saksi di tempat pemungutan suara (TPS) yang menjadi ujung tombak partai mengamankan suara bekerja maksimal. Saat ini Indonesia butuh ketenangan dan stabilitas untuk kelancaran pembangunan. Pemilu 2019 diharapkan berlangsung aman. (har/iwa/by/mg3)