KULON PROGO – Bencana tanah longsor terus menghantui warga Perbukitan Menoreh, Kulonprogo. Sejak minggu terakhir November lalu tercatat sedikitnya 10 titik longsor. Sembilan titik di antaranya tersebar di wilayah Kecamatan Samigaluh. Sisanya di Kokap.

AMBLAS: Sudarto, 55, warga Menggermalang, Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulonprogo (kiri) pasrah fondasi rumahnya terancam amblas akibat longsor. (RADAR JOGJA FILE)
(GRAFIS: HERPRI KARTUN, ERWAN TRI CAHYO/RADAR JOGJA)
(GRAFIS: HERPRI KARTUN, ERWAN TRI CAHYO/RADAR JOGJA)
(GRAFIS: HERPRI KARTUN, ERWAN TRI CAHYO/RADAR JOGJA)

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo, Ariadi merinci, longsor di Samigaluh terjadi di Desa Gerbosari, Ngargosari, Pagerharjo, Sidoharjo, dan Banjarsari. Sebagian longsoran material menerjang rumah warga, gedung sekolah dasar, dan menutup akses jalan. Juga merusak talud jalan desa di Plono – Nglinggo. Sedangkan longsoran material di Kokap menutup ruas jalan kabupaten di Dusun Teganing 1, Hargotirto.

“Ada juga rumah tertimpa pohon di Desa Kleben dan Kaliagung, Sentolo. Sejauh ini belum ada tindakan mengungsikan warga,” katanya Jumat (30/11).

Tanah longsor di Gerbosari salah satunya menimpa gedung SDN Kemirikebo, Gerbosari tiga hari lalu. Juga menimpa rumah Sudarto, 55, di Padukuhan Menggermalang.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Suhardiyana menambahkan, penanganan sementara bagi korban tanah longsor hanya berupa bantuan logistik. Dan evakuasi material longsor. Oleh relawan dan warga setempat.

“Beberapa ruas jalan yang tertutup material longsoran kami upayakan segera dibuka kembali,” ucapnya.

Diakui, tanah di kawasan Perbukitan Menoreh labil. Memanjang hingga perbukitan yang masuk wilayah Kabupaten Magelang dan Purworejo. Hanya sejauh ini belum ada laporan tanah longsor di Perbukitan Menoreh Purworejo.

Tanah longsor Perbukitan Menoreh di Kabupaten Magelang terjadi di Dusun Selorejo, Ngargoretno, Salaman Rabu (28/11). Material longsor menimpa rumah Saadah sekitar pukul 02.00. Menyebabkan pagar rumah roboh. Sebagian material masuk ke dalam rumah. “Ada dua jiwa di rumah Saadah,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto kemarin. Menurut Edy bencana tersebut akibat hujan lebat sejak Selasa (27/11) sore dengan intensitas tinggi. Tebing setinggi 12 meter di atas rumah Saadah tak mampu menahan derasnya curah hujan.

Selain itu, tanah longsor juga terjadi di wilayah perbukitan Dusun Mangli 1, Mangli, Kaliangkrik, Kabupaten Magelang kemarin (Jumat) dini hari. Sekitar pukul 04.00. Menimpa rumah Darwanto yang dihuni tiga jiwa. Edy mengatakan, curah hujan di wilayah tersebut lebih tinggi. Terjadi sejak Kamis (29/11) sore. Tebing longsor setinggi 8 meter dan panjang 8 meter. Longsoran material menerjang dinding rumah bagian depan rumah Darwanto. “Longsor ini terjadi karena saluran drainasse persawahan yang kurang baik. Makanya saat hujan lebat tidak mampu menampung debit air,” jelas Edy.

Sementara rumah Daryanto terletak paling dekat area persawahan. Dan berdiri paling tinggi di antara pemukiman warga lainnya. “Tapi sudah dibersihkan oleh relawan dibantu TNI dan Polri, serta warga setempat,” sambung Edy.

Meski kejadian tanah longsor tak menimbulkan korban jiwa, Edy mengimbau masyarakat perbukitan selalu waspada. Terutama saat terjadi hujan intensitas sedang atau tinggi dalam jangka waktu lama. Warga penghuni wilayah bertanah labil diimbau mengungsi sementara di lokasi yang lebih aman. (tom/dem/yog/fj/mg3)