PEMKOT Jogja mengklaim telah melakukan berbagai upaya pengentasan kawasan kumuh. Salah satunya lewat program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
Kabid Perumahan Pemukiman dan Tata Bangunan, Dinas PUPKP Kota Jogja Sigit Setiawan mengatakan, implementasi Kotaku berupa perbaikan prasarana dan sarana lingkungan. Menggunakan bantuan dana investasi (BDI) sebesar Rp 25 miliar. Sejauh ini program Kotaku menyasar 33 kelurahan. Program itu ditargetkan rampung akhir tahun ini. “Tahun depan (2019) dilanjutkan di 15 kelurahan,” ujar Sigit. Program Kotaku 2019 masih menggunakan BDI. Hanya, soal anggarannya Sigit belum bisa memastikan jumlahnya.

Langkah serupa ditempuh Pemkab Sleman. Program Kotaku di Sleman 2018 menelan anggaran hingga Rp 1,3 miliar. Salah satu langkah yang ditempuh dengan merelokasi sebagian warga yang berdomisili di bantaran Kali Gajahwong. Langkah ini sebagaimana instruksi gubernur DIJ tentang penataan kawasan permukiman bantaran sungai. Dengan prinsip 3 M (mundur, munggah, madep) kali. Dari 44 KK yang masuk daftar relokasi, saat ini baru separo terealisasi.

Adapun pengategorian kawasan kumuh diatur dalam Surat Keputusan Bupati Sleman No 14.31/Kep.KDH/A/2016. Antara lain: Kecamatan Depok, Gamping, Mlati, Gamping, dan Godean. Rinciannya: 18 lokasi di Depok, Mlati (7), Gamping (7), Ngemplak (2), Ngaglik (8), dan Godean (3). “Sejauh ini sudah 70 persen penataan. Tapi belum tuntas. Masih ada yang kurang fasilitas umum,” ujar Kasi Perumahan Formal Dinas PUPKP Sleman Muhammad Nurrochmawardi.

Menurut Kelik, sapaan akrabnya, penanganan program Kotaku yang belum selesai meliputi wilayah Depok, Gamping, Ngaglik, dan Godean.

Kelik menegaskan, penataan kawasan kumuh bukan hanya pada titik kumuh. Kawasan terdampak di sekitar titik kumuh harus turut ditata. “Ada delinasi buffer dari titik kumuh dan kawasan terdampak. Itulah makanya Sleman ada 162,39 hektare. Dari data awal kawasan kumuh hanya 42 hektare,” jelasnya.

Sementara itu, Kabid Perumahan dan Permukiman Rakyat, Dinas PUPKP Bantul Budi Sarjono mengklaim, program Kotaku tahun ini cukup berhasil. Dilaksanakan di kawasan utara Pasar Bantul; Ngewotan, Ngestiharjo; Brajan, Tamantirto; dan Mblado, Potorono. “Penanganan selanjutnya berupa pemahaman bagi masyarakat. Agar mau menjaga infrastruktur sudah yang terbangun,” katanya. (cr5/har/ega/yog/fn)