BANTUL- Para nelayan di Pantai Depok nekat melaut. Mereka tak acuh pada imbauan dari Badan Meteorologi klimatologi Geofisika (BMKG), yang meminta waspada terhadap potensi angin kencang dan gelombang tinggi.

Dari total 48 kapal nelayan, sebanyak enam kapal melaut Selasa (1/1). Menurut Ketua Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tarmanto, gelombang tinggi terjadi sejak Sabtu lalu (29/12). Tinggi gelombang sekitar 1,5 hingga 2 Meter. Akibatnya nelayan banyak yang libur melaut. Walau demikian ada pula yang masih nekat melaut lantaran harus ada pemasukan.

”Risiko melaut pasti selalu ada. Namun tetap berhati-hati dan waspada apabila gelombang tinggi disertai angin,” ungkap Tarmanto ditemui di TPI. Menurut dia pada hari pertama 2019 kemarin sempat terjadi angin kencang. “Namun pukul 09.00 angin mulai normal kembali sehingga nelayan ada yang melaut,” tambahnya.

Adanya gelombang tinggi berpengaruh pada hasil tangkapan. Saat ini hasil tangkapan ikan didominasi ikan layur dan ikan bawal. Dalam satu hari rata-rata ikan yang diterima di TPI sebanyak lima kuintal. Namun jika nelayan yang melaut sedikit hanya sekitar dua kuintal.

Salah seorang elayan Pantai Depok Sadiman, 51, asal Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul memilih meliburkan diri hingga gelombang dan angin mulai normal. Meski menurutnya sedang musim ikan dia tak ingin mengambil resiko apabila sewaktu-waktu angin menerjang. Dia mengatakan gelombang tinggi juga berpengaruh pada jangkauan nelayan mencari ikan. Maksimal 1,5 mil dari bibir pantai ke laut. ”Menghindari sampai laut lepas,” ungkapnya.

Dia membagikan tips apabila terjadi angin kencang di laut, sebaiknya jangan terburu membelokkan kapal. Dan memilih menepi mencari ombak yang stabil. ”Jangan melewati ombak yang beruntun. Jika tidak hati-hati mencari celah ombak, kapal bisa terbalik,” ungkapnya. (cr6/pra/fn)