BANTUL – Tingginya angka pengangguran menjadi perhatian serius Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul. Dari itu, dinas yang berkantor di Jalan Gatot Subroto ini menerapkan strategi baru untuk menuntaskannya. Caranya dengan melakukan pendataan ulang.
”Pendataannya langsung di desa-desa,” jelas Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Perluasan Kerja dan Transmigrasi, Disnakertrans Bantul Istirul Widilastuti saat dihubungi Kamis (3/1).
Menurutnya, ada petugas khusus yang diterjunkan untuk melakukan pendataan. Praktiknya, mereka mulai triwulan pertama 2019 akan menyurvei satu per satu desa.
Tirul, sapaannya, mengakui ada beberapa lembaga yang rutin mendata jumlah kepala keluarga miskin maupun pengangguran. Sebut saja Badan Pusat Statistik. Namun, Tirul memastikan indikator yang diterapkan dinas dengan BPS berbeda. Disnakertrans menggunakan parameter sendiri.
”Yang disebut pengangguran adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam dalam seminggu,” ucap Tirul menyebut salah satu indikator yang akan diterapkan.
Hasil pendataan, kata Tirul, akan di-input dalam aplikasi. Itu sekaligus dijadikan sebagai database.
”Data ini akan menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan,” ungkapnya.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Bantul Subhan Nawwawi melihat, pendataan pengangguran sinkron dengan program pengentasan kemiskinan. Juga sinkron dengan optimalisasi informasi pasar kerja.
”Mereka (pengangguran) bisa langsung diarahkan untuk mencari lowongan pekerjaan yang tersedia,” tambahnya. (cr6/zam)