JOGJA – Musim hujan ini masih meninggalkan pekerjaan rumah untuk Pemkot Jogja terkait dengan genangan air. Selain mengganggu pengguna jalan, keberadaan genangan air juga bisa menjadi sarang penyakit.
Data yang dimiliki Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPKP) Kota Jogja, masih ada beberapa titik yang berada di jalan utama di Kota Jogja. Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPKP Kota Jogja Aki Lukman Nor Hakim mengungkapkan tiga lokasi rawan tersebut ada di Jalan Bener yang berada di Tegalrejo, seputaran Kridosono dan di Jalan Pembela Tanah Air yang berada di dekat Samsat Kota Jogja.
“Yang juga masih jadi perhatian di Jalan Mondorakan dan Jalan Kemasan, saat hujan genangan bisa mencapai sekitar 30 sentimeter,” ungkapnya Selasa(22/1).
Aki mengungkapkan pada tahun ini pihaknya akan mencicil pekerjaan genangan yang belum terselesaikan tahun lalu. Setidaknya Dinas PU masih punya beban sebanyak total 16 titik genangan.
Salah satu upaya yang dilakukan Dinas PUPKP Kota Jogja, diantaranya dengan pekerjaan revitalisasi drainase di Jalan Babaran hingga ke Kali Manunggal. Untuk itu sudah disiapkan anggaran sebesar Rp 10,8 miliar untuk melanjutkan pekerjaan drainase Jalan Babaran sepanjang 250 meter. “Paket lelang segera kami masukkan ke unit layanan pengadaan (ULP) untuk dilelang,” tuturnya.
Namun untuk proses pengurangan genangan tersebut, Aki mengungkapkan pihaknya juga harus memikirkan beberapa aspek. Salah satu yang cukup menjadi perhatiannya adalah masalah lalu lintas dan faktor ekonomi.
Mengingat jika ada penutupan jalan karena adanya perbaikan, lanjut Aki akan berdampak pada pengguna dan pelaku usaha di jalan tersebut. “Harapan kami bisa mendapat pengembang yang memiliki pengerjaan yang cepat,” ujarnya.
Selain itu, pergantian musim yang tidak dapat dipastikan menjadi alasan sering mundurnya perbaikan drainase. Hal ini karena dalam proses pengeringan perlu adanya bantuan sinar matahari guna mengeraskan semen atau kontruksi di drainase.”Seperti tahun lalu, alam tidak dapat dipastikan. Takutnya kalau ada pengerjaan kemudian hujan kan pekerja-nya harus berhenti,” ungkapnya.
Adanya genangan ternyata dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit dan Imunisasi Dinkes Kota Jogja Endang Sri Rahayu mengungkapkan genangan yang berada di sekitar jalan dan dibiarkan, kerap menjadi tempat hidup jentik.
Itu tentu akan menimbulkan populasi nyamuk demam berdarah semakin meningkat. Mengingat penyakit tersebut tergolong berbahaya, maka dari itu dia menghimbau kepada masyarakat sekitar untuk bisa memperhatikan kondisi lingkungan. “Seperti melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Yaitu mengurangi genangan, terutama di sekitar rumah,” imbaunya. (cr5/pra/fn)