JOGJA – Beragam elemen masyarakat DIJ menjalankan aksi budaya ”Topo Mbisu, Mubeng Beteng” untuk menjaga kedaulatan NKRI, Kamis malam (24/1) lalu. Acara ini sebagai respons menghangatnya kondisi politik nasional. Diharapakn semua pihak agar bisa menjaga kedamaian dan tidak asal bicara, apalagi menyebarkan hoaks dan kebencian antar sesama anak bangsa.
Setiap peserta mengenakan juga janur kuning sebagai simbol perjuangan untuk kebersamaan menegakan kedaulatan Indonesia. Katin, salah satu tokoh masyarakat yang memberikan orasi menyatakan harapan rakyat hari ini, di tengah suasana jelang Pemilu 2019, diharapkan rakyat bisa memberikan pilihan yang tepat dalam memilih pemimpin.
”Kami ingin Indonesia tegak berdiri, bisa memiliki pemimpin yang mampu bawa kesejahteraan rakyat. Kebersamaan dalam topo mbisu ini adalah suara wong cilik, untuk Indonesia,” kata Katin.
Ketua penyelenggara Topo Mbisu Mubeng Beteng Endardi, memimpin langkah bersama dengan start di depan Pagelaran Kraton Jogja lalu bergerak melewati Alun-Alun Utara ke titik nol dan memutari beteng berlawanan dengan arah jarum jam, yang menyimbolkan harapan dan doa untuk membetengi Indonesia.
”Ini laku bersama, simbol gotong royong rakyat. Kita berharap dari Yogyakarta, bisa menyebar ke seluruh nusantara,” kata Endardi.
Pada kesempatan lain, Ketua Komisi A DPRD DIJ dari Fraksi PDI Perjuangan Eko Suwanto menanggapi adanya aksi budaya ini menyatakan bahwa setiap langkah budaya menjaga kedaulatan NKRI perlu didukung.
”Laku budaya, menjaga keistimewaan DIJ lewat aksi budaya positif bagi terwujudnya suasana damai, untuk Indonesia. Ayo gelorakan gerakan kebudayaan untuk menjaga NKRI dengan dasar Pancasila,” ujarnya. (ila)