KHIDMAT: Mujahadah yang digelar di Ponpes Alternatif Assalafiyah Putra Setia Sabtu (26/1) untuk Pemilu 2019 yang damai dan sejuk. (MEITIKA CANDRA LANTIVA/RADAR JOGJA)
BANTUL – Penyelenggaraan Pemilu 2019 sudah di depan mata. Berbagai pihak pun berikhtiar agar pesta demokrasi lima tahunan itu berjalan aman, tenteram, damai, dan sejuk. Doa itu pula yang dipanjatkan saat Mujahadah Bersama di Pondok Pesantren (ponpes) Alternatif Assalafiyah Putra Setia di Jalan Parangtritis Km 23 Dusun Mriyan, Donotirto, Kretek, Sabtu (26/1) malam.
Mujahadah bertajuk Untuk Menyukseskan Pemilu April 2019 agar Aman, Tenteram, Damai, dan Sejuk dipimpin Bayu SR Al Haq, pengasuh Ponpes Alternatif Assalafiyah Putra Setia. Ikut hadir, pengurus partai politik (parpol) se-Bantul, sejumlah pejabat pemkab, dan komisioner Badan Pengawas Pemilu (bawaslu) Bantul.
Gus Bayu, sapaan Bayu SR Al Haq, menegaskan bahwa penyelenggaraan pemilu tidak sekadar menjadi tanggung jawab pemerintah. Melainkan juga seluruh elemen masyarakat. Tak terkecuali ponpes. Itu sebagai upaya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Agar masyarakat tidak terkotak-kotak usai pemilu. Meski, mereka berbeda pilihan.
”Masyarakat harus bijak dan dewasa meski berbeda pilihan,” seru Gus Bayu.
Dia juga menyerukan agar pemilih menggunakan hak pilihnya. Untuk memilih pemimpin yang terbaik. ”Siapapun yang terpilih nanti, intinya untuk kebaikan NKRI,” kata Gus Bayu mewanti-wanti pengurus parpol juga harus aktif memberikan pendidikan politik konstituennya.
Di tempat yang sama, Ketua Bawaslu Bantul Herlina mengapresiasi pelaksanaan mujahadah. Dia menilai, hal itu sebagai modal besar dalam pelaksanaan pemilu 17 April mendatang. Lantaran seluruh elemen berkomitmen menjaga keutuhan NKRI. Meski, mereka berbeda pilihan.
”Kesadaran berdemokrasi bisa meminimalisasi potensi konflik dan pelanggaran pemilu,” ujarnya.
Bupati Bantul Suharsono dalam sambutan yang dibacakan Camat Kretek Cahya Widada berpesan masyarakat ikut menjaga keteduhan saat pemilu. Salah satu caranya dengan selektif ketika menerima berbagai informasi. Itu untuk meminimalisasi peredaran informasi hoax yang dapat menimbulkan kegaduhan.
”Dan saling menjaga persaudaraan,” pesannya. (cr6/zam/tif)
