SLEMAN – Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Borobudur perlu narasi imajinatif. Langkah tersebut untuk menaikkan tingkat kunjungan wisata ke Candi Budha terbesar di dunia tersebut.

‘’Narasi imajinatif sukses dilakukan untuk menarik pengunjung ke Angkor Wat, Kamboja sebagai The Lost City,’’ ujar Arief pada seminar Legenda Borobudur, Jumat (15/2).

Dia ingin ada lomba menulis Legenda Borobudur oleh anak muda milenial. Yang akan mengekpresikan imajinasinya. “Narasi yang bagus tentang Borobudur. Yang lebih imajinatif. Populer, ringan, mudah dibaca,” kata Arief.

Kemenpar bersama UGM akan menggelar lomba tersebut. Sehingga Borobudur akan banyak dibahas seperti halnya Angkor Wat yang diulas dalam beberapa film Hollywood.

Borobudur menjadi daya tarik karena menjadi UNESCO heritage. Namun Angkor Wat memiliki kelebihan lebih populer dan mudah diakses.

“Sebanyak 2,6 juta orang pada 2018 mengunjungi Angkor Wat. Sedangkan Borobudur kunjungannya 250 ribu. Karena persoalan akses,” kata Arief.

Bandara Adisucipto saat ini hanya mampu menampung 1,5 juta penumpang. Padahal yang datang 6 juta. Sehingga holding time lama, sekitar 30 menit.

Kelebihan kapasitas tersebut berdampak pesawat lebih lama berkeliling di langit untuk antre mendarat. “Traveler yang masuk dari luar negeri ke Indonesia itu 50 persennya milenial. Sedangkan 57 persen traveler Asia secara statistik, milenial. Untuk itu, akses ke Borobudur harus diperbaiki,’’ kata Arief. (sky/iwa/tif)