JOGJA – Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HDWI) Kota Jogja Winarsih meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jogja menggencarkan edukasi. Terutama kepada pemilih dari penyandang disabilitas beserta anggota keluarganya. Itu untuk mendongkrak tingkat partisipasi penyandang disabilitas.

”Itu untuk menghindari kejadian pada Pemilu 2014,” jelas Winarsih ditemui usai sosialisasi KPU di Ketanggungan Wirobrajan, Minggu (17/2).

Menurutnya, tingkat partisipasi penyandang disabilitas pada Pemilu 2014 sangat rendah. Hanya 25 persen penyandang disabilitas yang menggunakan hak pilihnya. Itu disebabkan anggota keluarga enggan mendampingi penyandang disabilitas ke TPS (tempat pemungutan suara).

”Entah itu karena tidak tersedia fasilitas menuju TPS atau karena mindset  yang tertanam suara disabilitas tidak penting,” ucap Winarsih menyebut bahwa ada 1.700 penyandang disabilitas yang masuk dalam DPT KPU Kota Jogja.

Selain sosialisasi, Winarsih juga menyoroti aksesibilitas dan fasilitas bagi penyandang disabilitas. Agar mereka tak kesulitan ketika menuju atau berada di ruang bilik TPS untuk menyalurkan hak politiknya. Toh, minat mereka sebenarnya sangat tinggi.

”Perlu ada pendamping. Tapi, pendampingnya wajib menjaga dan merahasiakan hak pilihnya (penyandang disabilitas,” tutur Winarsih menceritakan pernah menerima laporan beberapa orang mendampingi pemilih tuna netra saat berada di bilik.

Komisioner Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, KPU Kota Jogja Frenky Argitawan Mahendra memastikan ada sejumlah langkah untuk mendongkrak partisipasi penyandang disabilitas. Di antaranya melibatkan komunitas dan organisasi penyandang disabilitas.

”Kami juga telah mengedukasi petugas KPPS maupun petugas TPS,” kata Frenky menargetkan tingkat partisipasi penyandang disabilitas pada Pemilu 2019 mencapai 77,5 persen. (dwi/zam/mg4)