BANTUL – Daftar guru tidak tetap (GTT) kategori dua (K-2) yang tidak mendaftar rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) bertambah panjang. Berdasar data Forum Honorer K2 Bantul, ada 78 guru honorer yang terganjal.

Bendahara Forum Honorer K2 Bantul Panggih Widada menyebut jumlah ini berpotensi bertambah. Lantaran data yang diterima forum bersifat dinamis.

”Data ini dari koordinator wilayah setiap kecamatan,” jelas Panggih saat dihubungi, Minggu(24/2).

Ada berbagai penyebab yang mengganjal GTT K-2. Mulai ijazah tidak linier hingga hanya lulusan D3.”Ada 134 yang berhasil mendaftar,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, pegawai tidak tetap di SD Sendangsari, Pajangan, ini juga menyoroti keganjilan dalam pendaftaran PPPK. Dia melihat ada seorang pendaftar kelahiran 1990 mengikuti seleksi. Padahal, K-2 adalah guru atau pegawai honorer yang diangkat maksimal per 1 Januari 2005. Artinya, seorang pendaftar itu maksimal masih berusia 15 tahun saat diangkat menjadi K-2.

”Aneh, yang lahir tahun 1990 kok bisa masuk dan ikut tes,” tanyanya heran.

Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Bantul Danu Suswaryanta mengungkapkan, ada 331 kuota PPPK. Perinciannya, 255 posisi untuk tenaga pengajar, 12 tenaga kesehatan, dan 64 penyuluh pertanian.

Khusus guru pengajar, bekas sekretaris dinas tenaga kerja dan transmigrasi ini menyebut tidak semuanya bisa mendaftar. Kuota hanya diberikan kepada guru honorer K-2. Sedangkan jumlah guru honorer K-2 yang masuk dalam database Badan Kepegawaian Negara hanya 249 orang.

Meski khusus K-2, kata Danu, ada sejumlah persyaratan lain yang harus dipenuhi. Yakni, berijazah S1 dan linier.

”Yang mendaftar PPPK 203 orang. Tapi, yang lolos pemberkasan 198 orang,” katanya.

Seperti diberitakan, Sarjono, seorang guru honorer K-2 gagal mendaftar PPPK. Lantaran guru agama SMPN 2 Imogiri ini tidak mengetahui kapan waktu pendaftarannya. (cr5/zam/mg2)