JOGJA – Kelurahan Purwokinanti, Pakualaman, Yogyakarta Dikukuhkan Jadi Kelurahan Tangguh Bencana Jumlah kelurahan tangguh bencana (Katana) di Kota Yogyakarta terus bertambah. Setelah Kelurahan Suryatmajan, Danurejan, kini gantian Kelurahan Purwokinanti, Pakualaman yang diresmikan menjadi Katana.
“Purwokinanti merupakan Katana ke-17 yang kami miliki,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Hari Wahyudi di sela peresmian Katana Purwokinanti di lapangan Kestalan kompleks Puro Pakualaman, Kamis(28/1).
Hari mengucapkan terima kasih atas pengukuhan yang dilakukan BPBD DIY. Dia berharap kelurahan yang menjadi Katana di Kota Jogja terus bertambah. Sisa 28 kelurahan diharapkan menjadi Katana dalam waktu yang tidak lama lagi. Apalagi dari 170 kampung sudah terbentuk 100 kampung tangguh bencana (KTB). Sisa kampung yang belum menjadi KTB akan diselesaikan dalam waktu lima tahun ke depan.
“Dengan makin bertambahnya Katana dan KTB itu semakin meneguhkan Kota Jogja siap menuju kota tangguh bencana,” jelas Hari.
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto yang hadir dalam peresmian Katana Purwokinanti mengingatkan warga DIY agar selalu siap siaga menghadapi bencana. Bencana yang berpotensi terjadi di wilayah ini antara lain erupsi Gunung Merapi, banjir lahar hujan, banjir, angin kencang, gempa bumi, tsunami dan lain-lain.
“Di DIY ada sebanyak 301 dari 438 desa/kelurahan yang masuk dalam kategori rawan bencana. Hingga akhir Februari 2019 sudah ada sebanyak 220 desa yang menjadi desa tangguh bencana,” ungkap Eko.
Tahun ini targetnya ada 25 desa/kelurahan yang menjadi desa tanggap bencana. “ Kita dukung pembangunan desa dan kelurahan tangguh bencana bersama sama dengan sekolah siaga bencana untuk melatih masyarakat tentang penanggulangan bencana,” kata anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DIY ini.
Eko menambahkan, percepatan pembangunan kelurahan dan desa tangguh bencana berjalan dengan baik. Target pembangunan kelurahan dan desa tangguh bencana sejumlah 438, dipercepat. “Dari awalnya 2027 menjadi 2026,” tambah politisi yang maju kembali sebagai anggota dewan dari Dapil Kota Yogyakarta ini.
Sedangkan kawasan rawan bencana (KRB) dengan jumlah 301 juga dipercepat. Dari 2022 menjadi 2021. “Kita dukung sinergi Destana/Katana denga KTB bersama pemangku kepentingan lainnya melakukan pendidikan dan pelatihan tentang penanggulangan bencana,” ujarnya.
Terkait potensi bencana, masyarakat harus mengikuti arahan pemerintah. Soal Merapi informasinya ke BPPTKG dan Cuaca ke BMKG. “Soal Kebencanaan ke BPBD,” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY Fauzan MT menyatakan, setiap wilayah berbeda jenis bencananya. Ada yang di dekat gunung dengan bencana akibat erupsi. Ada di wilayah dekat sungai, ada dekat laut dan lain-lain. Khusus di kota Yogyakarta ada Kali Code yang berhulu di Merapi. “Jika ada lahar hujan maka warga bisa terdampak. Setiap wilayah berbeda jenis kebencanaannya,” kata dia. (kus/mg2)