JOGJA – Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIJ Hamdan Kurniawan optimistis golongan putih (golput) akan memiliki persentase kecil Pemilu 2019 pada 17 April mendatang. “Ini mendasar pada pemilu sebelumnya, Jogja termasuk yang paling tinggi tingkat kehadiran pemilih di Indonesia,” ujar Hamdan usai sosialisasi Pemilu 2019 “Suara Kita Menentukan Masa Depan Bangsa” di Grha Sabha Pramana UGM, Jumat (1/3).

Dikatakan, pendataan yang dilakukan saat ini lebih valid. Pendataan memiliki peran penting untuk melihat peningkatan golput ataupun tidak di suatu daerah. Salah satu penyumbang signifikan golput adalah kalau datanya tidak valid.
“Misalnya ada pemilih yang meninggal dunia, pindah dan lainnya sehingga yang masih tercatat kan menyumbang ketidakhadiran ditambah. Para perantau yang sedang berada di Jogja dan memilih bisa menambah tingkat kehadiran itu sendiri,” katanya.

Ia berjanji akan lebih kencang dan mengoptimalkan lagi dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Tugasnya adalah mendorong masyarakat untuk memilih. Jika masih ada kekhawatiran di kalangan muda untuk tidak memilih, ia menilai itu justeru terbalik dengan apa yang mereka temui di lapangan.
Sebab, lanjut Hamdan, saat mereka membuka pendaftaran A5 di kampus-kampus selalu dipenuhi pendaftar. KPU DIJ juga menargetkan seluruh tempat pemungutan suara (TPS) di Jogja saat hari H ramah difabel.

Saat ini pemilih dari para penyandang disabilitas di DIJ berjumlah 11.432 orang. Terdiri atas penyandang disabilitas tuna daksa, rungu wicara, grahita, netra dan disabilitas lain yang tersebar di seuruh kabupaten/kota.
Pihaknya juga sedang mengusahakan segera mungkin agar para disabilitas bisa mendapatkan akses yang baik saat menyalurkan suaranya di TPS. “Ada banyak fasilitas yang akan kami upayakan seperti minta petugas KPPS membuat akses, tidak berundak, tidak becek, pintu masuk cukup. Kemudian saat masuk di bilik bisa bermanuver dengan cukup, juga fasilitasi terhadap kelengkapan seperti template surat suara,” katanya. (sky/laz/mg4)