BANTUL – Kebijakan pemerintah membatasi penggunaan kantong plastik tampaknya menemui banyak kendala. Hingga sekarang, kantong plastik masih menjadi pilihan favorit pembeli maupun penjual di pasar rakyat untuk membungkus barang dagangan.
”Kantong plastik sudah seperti kebutuhan. Kalau dilarang terus bagaimana,” tutur Maryani, penjual cemilan di Pasar Bantul, Senin(11/3).
Perempuan 59 tahun ini sepakat dengan kebijakan yang digulirkan pemerintah. Tapi, di sisi lain, ada beberapa barang dagangan yang harus dibungkus dengan plastik. Seperti keripik.
”Kalau sayuran bisa dibawa dengan keranjang. Tapi, pembeli harus membawanya dari rumah,” ucap Maryani mengaku saban hari menyediakan tiga hingga lima bungkus plastik untuk mengemas barang dagangannya. ”Satu bungkus berisi seratus 100 plastik,” lanjutnya.
Tingginya kebutuhan plastik di pasar rakyat bukan isapan jempol. Nanang Supriyanto, seorang pedagang menyebut setiap hari menjual kantong plastik sekitar satu ton.
”Yang paling laku plastik untuk bungkus es,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul Ari Budi Nugroho tak menampik tingginya permintaan kantong plastik tak dapat dihindari. Dari itu, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan 3R (reuse, reduce, recycle).
”Kabupaten Bantul pada 2019 juga akan membangun RPH (rumah pilah sampah) di 14 lokasi. Fungsinya untuk memilah sampah,” katanya. (cr6/zam/mg2)