JOGJA – Bandara baru di Kulonprogo, New Yogyakarta International Airport akan beroperasi. Namun hingga saat ini belum ada satu pun restoran yang bersertifikasi buka di daerah tersebut.

Itulah yang disampaikan Kepala Bidang Industri Pariwisata Dinas Pariwisata DIY Rose Sutikno dalam bimbingan teknis (Bimtek) Usaha Jasa Pariwisata Restoran, di Hotel Royal Darmo, Selasa (12/3). Bimtek yang diselenggarakan guna mendorong pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya ini diikuti oleh 25 peserta.

Kondisi itu, jelas dia, menjadi PR tersendiri bagi Dinas Pariwisata DIY sebagai fasilitator. Megaproyek yang menjadi pintu masuknya para wisatawan, baik domestik ataupun mancanegara hingga saat ini minim fasilitas usaha jasa pariwisata restorannya.

“Inikan memalukan. Sebagai kota wisata, restoran dekat bandara saja tidak ada. Gimana nanti kalau ada wisatawan yang lapar setelah landing, masak iya harus ke kota dulu,” ujarnya.

Padahal, lanjut Rose, ada tiga destinasi utama bagi wisman yang berkunjung ke Jogjakarta, Borobudur, Keraton, dan Prambanan. Tiga destinasi tersebut hingga saat ini masih menjadi primadona.

“Walaupun banyak destinasi baru, tapi wisman- wisman ini masih memilih tiga destinasi ini untuk mengisi agenda wisatanya. Mengingat selama ini Jogjakarta hanya dijadikan kota transit bagi para wisman,” tuturnya. Akibatnya, lama tinggal wisman pun hanya berlaku singkat, yakni hanya 2- 3 hari.

“Padahal dari tahun ke tahun jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jogja terus mengalami peningkatan. Dari tahun 2013 hingga 2017 tren pertumbuhannya sekitar 15 persen pertahun,” tambahnya.

Untuk itulah Dinpar DIY mengimbau, pelaku usaha jasa pariwisata ini harus kreatif dan inovatif. Hal ini guna meningkatkan daya saing serta menumbuhkan jiwa kompetisi dan berani bangkit. (*/met/pra/mg2)