JOGJA – Di balik paras manis Bripda Mutia Fauziah Amini, ternyata adalah pemilik sabuk hitam Taekwondo. Bahkan dia banyak menorehkan prestasi. Baik di tingkat provinsi hingga nasional.

Dara manis kelahiran 5 Mei 1998 ini mengaku sudah dari sejak kecil menggeluti seni bela diri asal Korea ini. Torehan prestasi yang diraih Mutia dalam seni beladiri Taekwondo, diantaranya juara 1 tarung Kejurda DIY di GOR Sleman 2015. Juara 1 Pomsae 2016. Dia juga pernah menjadi wakil dari Polda DIY saat mengikuti yudo dan Beladiri Polri tingkat nasional.

Yang terbaru dia berhasil meraih emas dalam kejuaraan Taekwondo Kapolri Cup yang digelar 14-15 September 2018 lalu. Dia bertanding pada kelas Pomsae senior perempuan individu. “Tidak menyangka bisa mendapat emas,” ungkap perempuan 20 tahun itu.

Semua upaya, tenaga dan kerja keras dipertaruhkan semuanya untuk membawa harum nama Polda DIY. Dan pada akhirnya kerja keras itu berbuah manis. “Dari Polda DIJ saya mendapat emas. Prestasi teman-teman yang lain juga bagus-bagus,” katanya antusias.

Senyum dari bibirnya kembali mengembang. Tatkala mengenang momen perjuangan saat dirinya bertanding. Apalagi seluruh Polda di Indonesia mengirimkan wakilnya. “Persiapan waktu yang mepet, kita bisa juara. Artinya, perjuangan kita tidak sia-sia,” ujarnya.

Tapi Mutia mendadak tertawa saat dia ingat kejadian sebelum bertanding. Saat itu baju taekwondo yang dia gunakan saat bertanding masih dalam keadaan basah. “Malam kan masih basah bajunga, jadi saya jemur di AC. Nah saya tinggal semalaman. Pas pagi saya cek ternyata jatuh di kubangan air, akhirnya tanding dengan baju yang agak basah,” tuturnya.

Selain juara di kejuaraan polri, Polwan yang mengaku suka lotek ini juga pernah meraih prestasi lain di tingkat nasional. Tepatnya di TAT mewakili tim blum ocean cherleader (BOC) pada 2015. “Waktu itu masih SMA sih. Bisa juara 1 tingkat nasional,” ucap dia.

Dia melanjutkan, prestasi lain pada ajang seni Beladiri yang dia dapatkan ialah saat bertanding di GOR Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2017. “Tanding Taekwondo UKDW, waktu itu tanding di Gor UNY, dapat juara 1,” ujarnya polos.

Kehebatan olah Beladiri Bripda Mutia ternyata buka hanya untuk dirinya sendiri, dia mengaku pernah menjadi salah satu pengajar seni Beladiri Taekwondo di Unit Kegiatan Mahasiswa, Universitas Gadjah Mada (UGM).

Namun belakangan, kegiatan belajar mengajar itu terpaksa dia hentikan lantaran tak memiliki waktu banyak, semenjak tugasnya sebagai abdi masyarakat mulai padat.

“Dulu kan sempat ngajar di Takewondo UGM, sekarang udah vakum sih,” katanya.

Dia mengaku masih terus mengasah kemampuannya untuk dengan sesekali berlatih saat ada waktu luang. “Saat ini masih lanjut latihan, tapi sendiri,” ungkap Polwan yang saat ini menjabat sebagai Staf Keuangan di Sat Sabhara Polda DIJ itu. (har/pra/mg2)