PURWOREJO – Ada suasana menarik di SDN Karangsari, Purwodadi, Purworejo, Kamis(21/3). Nuansa kebersamaan begitu terasa. Seluruh siswa dan guru bergotong royong membersihkan sekolah. Baru kemarin mereka bisa beraktivitas. Sejak sekolah mereka direndam banjir tiga hari lalu.

Beruntung matahari bersinar cukup terang dalam dua hari terakhir. Cuaca cukup bersahabat. Mereka tak mau menyia-nyiakannya. Untuk mengeringkan perabot sekolah yang basah terendam luapan air Sungai Bogowonto Senin (18/3).

Pun ratusan buku pelajaran. Digelar di halaman sekolah. Ditata rapi di atas konblok. Setiap buku dijereng satu-satu. Tak ada yang ditumpuk. Supaya tidak saling menempel dan terpapar sinar matahari secara merata. “Banjir tak bisa kami hindari. Saat datang di sekolah semuanya sudah basah,” ungkap Darul Eko Purnomo, guru kelas V.

Tak ada yang menyangka musibah itu. Sungai Bogowonto meluap dini hari. Seorang penjaga sekolah tak kuasa mengamankan buku-buku tersebut. Sebagian besar buku koleksi perpustakaan sekolah. Sisanya hasil karya siswa yang disimpan di perpustakaan.

Awal pekan ini SDN Karangsari nyaris lumpuh. Hingga jam belajar mengajar dimulai air belum surut. Air bercampur lumpur menutupi halaman dan menggenangi ruang kelas.

Kendati demikian, siswa tidak sengaja tak diliburkan. Mereka tetap masuk, meski proses belajar mengajar tak bisa maksimal. Mereka dikerahkan untuk membersihkan lingkungan sekolah. Situasi mulai normal Rabu (20/3). Itupun jam belajar belum diberlakukan penuh. Hanya sampai jam istirahat pertama.

Selanjutnya anak-anak dikerahkan untuk memindahkan buku dari perpustakaan ke halaman sekolah. Untuk dijemur. “Untung inventaris sekolah seperti printer dan komputer tidak ikut kebanjiran,” kata Eko.

Hingga menjelang jam pulang sekolah buku-buku kembali diusung masuk ruang perpustakaan. Tak semuanya benar-benar kering. Eko tak yakin buku-buku itu masih bisa digunakan lagi. Padahal keberadaan buku tersebut cukup krusial. Untuk mendukung kegiatan literasi siswa.

Soal buku pengganti, Eko belum tahu kepastiannya. “Selain buku pelajaran ada juga bacaan anak,” ungkap Eko seraya berharap mendapat buku pengganti dari pihak mana pun.

Menurut Eko, banjir seolah menjadi langganan rutin bagi warga Purworejo selatan. Setiap kali hujan deras. Sungai Bogowonto meluap. Hanya, kejadian banjir Senin lalu dinilai lebih besar dari biasanya. Sehingga menimbulkan trauma bagi masyarakat.(udi/yog/mg2)