GUNUNGKIDUL – Program Asuransi Usaha Tanaman Pangan (AUTP) di Gunungkidul sepi peminat. Padahal, program tersebut bertujuan untuk memberikan asuransi kepada petani yang merugi akibat gagal panen.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono tak mengetahui penyebab minimnya petani yang mengikuti program AUTP. Dia mengklaim dinas telah gencar menyosialisasikannya.

Menurutnya, ada aturan main yang harus diikuti para petani. Di antaranya menjadi anggota asuransi. Pengusulan sebagai anggota maksimal tanggal 10 awal musim tanam. Melalui pendamping petani.

”Asuransi hanya berlaku untuk satu kali musim tanam,” jelas Raharjo saat dihubungi pada Minggu (24/3).

Kendati begitu, Raharjo mengingatkan, asuransi ini penting bagi petani di Bumi Handayani. Apalagi, sebagian wilayah Gunungkidul kerap dilanda bencana. Terutama, banjir dan longsor. Seperti lahan pertanian di Gedangsari. Lahan seluas 62 hektare dipastikan gagal panen akibat terendam banjir belum lama ini. Kerugian ditaksir mencapai Rp 930 juta. Begitu pula lahan pertanian seluas 10 hektare di Kecamatan Semanu.

”Kalau petani ikut program, kerugiannya tidak terlalu besar,” ujarnya.

Ya, petani yang mengalami gagal panen bakal mendapatkan kompensasi. Baik akibat bencana atau diserang hama. Nilainya Rp 6 juta hingga Rp 6,5 juta per hektare.

”Premi yang dibayar petani hanya Rp 138 ribu,” sebutnya.

Kompensasi itu masih sebagian keuntungan. Menurutnya, peserta program AUTP juga bakal mendapatkan bantuan benih dari Kementerian Pertanian.

Ketua LSM Jejaring Masyarakat Mandiri (Jerami) Gunungkidul Rino Caroko melihat ada dua kemungkinan program AUTP sepi peminat. Yakni, sosialisasi yang digulirkan dinas masih terbatas atau persyaratan yang harus dipenuhi petani cukup ribet.

”Jadi, syarat-syarat menjadi pesertanya harus disederhanakan. Petani sudah ribet, sehingga jangan ditambah lagi ribetnya,” sindirnya.

Pada bagian lain, bencana banjir yang melanda sebagian wilayah Gunungkidul pekan lalu membuat pemkab harus menyediakan stok beras. Itu untuk mencukupi sejumlah wilayah yang gagal panen.

”10 ton beras yang kami siapkan,” jelas  Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Fajar Ridwan. (gun/zam/mg1)