BANTUL – Kabupaten Bantul menjadi produsen daging sapi tertinggi se-DIJ. Jumlah populasi hewan ternak sapi di Kabupaten Bantul mencapai 52.000 ekor. Hal tersebut menjadi perhatian khusus Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (Disperpautkan) untuk melakukan pantauan pasokan daging sapi.

Kepala Disperpautkan Bantul Pulung Hariyadi mengatakan, populasi ternak sapi tertinggi berada di kawasan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan di Padukuhan Ngablak, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Oleh sebab itu Dispertautkan berupaya melakukan pengecekan terhadap sapi tersebut. ”Sebab, sapi-sapi ternak di sana itu memakan sampah. Nah, kami khawatir itu akan berpengaruh pada daging. Sementara daging sapi dari Bantul harus dipastikan sehat,” ungkap Pulung Rabu (27/3).

Pulung mengungkapkan, pada saat pihaknya berupaya melakukan pantauan kesehatan terhadap ternak sapi di kawasan TPST, warga mengaku tidak tahu- menahu soal ternak tersebut. Tidak adanya koordinator pemilik sapi, menyulitkan pendataan dan pengecekan kesehatan. Sebab, sapi di area tersebut dibiarkan liar. ”Ya, saking banyaknya sapi yang liar. Kami sulit melakukan pemeriksaan. Sementara tidak ada data kepemilikan sapi. Masak harus ditangkap sendiri,” keluhnya.

Meski sejauh ini pihaknya belum menemukan keluhan kondisi sapi di lokasi tersebut, Pulung mengaku telah menyiapkan layanan kesehatan melalui Rumah Pemotongan Hewan (RPH) dengan waktu 24 jam. RPH berlokasi di Segoroyoso, Pleret, Bantul. Kendati layanan pemeriksaan hewan telah dioptimalkan, warga yang memeriksakan hewan ternak tergolong rendah. Dalam satu hari penanganan kesehatan berkisar 10 hingga 15 pemeriksaan. ”Nah, ini jadi sorotan Badan Pusat Statistik (BPS) DIJ. Maka dari itu kami akan melakukan pemantauan. Itu juga untuk mendeteksi apakah daging sapi dari TPST dijual. Itu harus kami pastikan kesehatannya,” terangnya.

Dia berharap, ke depan sapi-sapi tersebut dapat dikumpulkan di tempat khusus. Ini akan memudahkan dalam melakukan pemantauan. Sehingga kesehatan sapi dapat dipantau. Sementara untuk pemilik sapi akan dilakukan edukasi dan pelatihan pengembangan ternak tersebut. Narijo, 47, RT 3 Ngablak, Sitimulyo, Piyungan, Bantul mengatakan, jumlah sapi yang berada di kawasan TPST Piyungan lebih dari 1.600 ekor. Sementara untuk pemeriksaan kesehatan sangat minim. Dia mengatakan, hanya sekali dilakukan ketika menjelang hari raya kurban. Pun, yang memeriksa dokter khusus yang dipesan masing-masing pemilik sapi.”Rata-rata sapi di sini hafal pemiliknya. Demikian pula pemilik, hafal sapi-sapinya. Kalau mau diperiksa ya tinggal dipanggil mereka akan datang,” ungkapnya. (cr6/din/mg4)