JOGJA – Bagaimana memperkenalkan program ekonomi kerakyatan ala Pak Harto kepada generasi milenial? Tanyakan jawabnya pada Gesty Prabowati, calon legislatif (caleg) Partai Berkarya, partai bernomor 7, dengan Nomor Urut 6 daerah pemilihan (dapil) Jogjakarta.
Ke mana-mana Gesty selalu bicara gerakan koperasi termasuk kepada generasi zaman now, yaitu mereka yang belum lahir ketika Pak Harto membangun ekonomi kerakyatan melalui koperasi. Dia mendatangi masyarakat di dapilnya, menghadiri undangan kampus, salah satunya Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Jogjakarta.
Caleg Partai Berkarya yang juga Ketua Badan Komunikasi Wanita Koperasi (BKWK) Dekopinwil DKI Jakarta itu juga tak sungkan mendatangi tempat anak muda biasa ngobrol. Bahkan pernah diundang khusus untuk bicara koperasi di Bento Kopi Nologaten, Jogjakarta. ”Koperasi itu berjaya pada masa Pak Harto, beliau berkarya membangun bangsa dan negara, mengutamakan sektor pertanian yang ditopang koperasi,” ujar Gesty, di Jakarta, Kamis (4/4).
Gesty memiliki jaringan luas. Dia dikenal banyak pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan koperasi, karena masih menjabat ketua Bidang Koperasi dan UKM Perhimpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Jakarta Pusat, dan Ketua Bidang Koperasi dan UKM Perhimpunan Pengusaha Muslimah (IPEMI) DKI Jakarta.
Gesty mengatakan, selama berkampanye dia cuma ”jualan koperasi” di era Pak Harto, yang juga menjadi idealisasi Partai Berkarya. Dia terkesan dengan kemampuan Pak Harto mampu membuktikan bahwa koperasi menjadi penggerak ekonomi masyarakat di pedesaan. Awalnya Badan Usaha Unit Desa, lalu menjadi Koperasi Unit Desa. Pak Harto pun mendorong koperasi diberi peran dan kewenangan agar menjadi kuat.
”Cita-cita Pak Harto adalah koperasi mandiri, tanpa harus ditopang pemerintah, titik berat pada pembinaan kemampuan manajerial dan teknis operasional agar koperasi mampu menjemput kesempatan-kesempatan ekonomi yang tercipta,” terangnya
Di kampus, Gesty menjalin relasi dengan anak muda yang giat mengembangkan koperasi mahasiswa (Kopma). ”Di kampus, koperasi bukan hal asing. Mahasiswa berpotensi menjadi ikon rebranding koperasi di tengah upaya menarik generasi muda agar lebih bergairah terlibat dalam lembaga tersebut,” lanjutnya.
Mendekati milenial, Gesty bersiasat menggabungkan koperasi dengan gerakan OK OCE (One Kecamatan One Centre of Entrepreneurship), program yang dicetuskan Cawapres Sandiaga Uno saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. ”Saya kebetulan salah satu penggerak program ini dan saya juga pelaku OKE OCE yang boleh dibilang sukses setelah dibina melalui pelatihan wirausaha,” ujarnya.
Di Jogjakarta, kata Gesty, masyarakat di Kampung Wisata Niti Gedongkiwo ingin sekali dibuatkan 17 unit koperasi baru. Kebetulan selama aktif di Dekopin Wilayah DKI Jakarta, ia aktif bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM. ”Melalui Kemenkop UKM, saya bantu pengusaha kecil memiliki hak cipta dan merek gratis. Saya juga mengumpulkan koperasi untuk membuat badan hukum dengan bantuan Kemenkop UKM sebesar Rp2,5 juta per badan hukum koperasi,” jelasnya.
Menjawab pertanyaan apa yang akan dilakukan jika kelak menjadi anggota DPR RI, Gesty mengatakan, akan membangun jaringan lebih besar lagi untuk digunakan membantu gerakan koperasi di desa-desa di Jogjakarta. (*/ila)